BANJARMASIN - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Kalsel, Agus Toyib menemui DPRD Kalsel, kemarin (21/1) pagi. Rombongan diterima Wakil Ketua DPRD Kalsel M Syaripuddin dan Komisi I.
Pada pertemuan itu, banyak hal disampaikan Agus. Terutama terkait kondisi lembaga pemasyarakatan (lapas) yang sangat memprihatinkan. Jumlah tahanan dan narapidana yang ditampung lapas yang tersebar di Kalsel hampir mencapai 10 ribu orang.
“Kondisi ini tentunya sangat tidak memadai dengan daya tampung lapas yang ada di Kalsel,” ungkap Agus.
Contoh di Lapas Teluk Dalam Banjarmasin. Kapasitasnya hanya 366 orang napi, tapi kenyataannya sekarang dihuni lebih dari 2.600 orang napi. Sebagian besar tersandung kasus narkoba. Ini perlu mendapat dukungan provinsi dan kabupaten untuk mempercepat realisasi pembangunan lapas baru.
Jika tidak dipikirkan sejak sekarang akan membahayakan. Meningkatkan risiko pelarian napi. “Makanya sangat relevan bila saya curhat ke DPRD sebagai wakil masyarakat di provinsi ini,” ujarnya.
Wakil ketua Syaripuddin bisa memahami masalah ini. “Persoalan ini akan menjadi pembahasan program kerja ke depan bagi Komisi I,” cetusnya.
Sementara tingginya jumlah bandar maupun pengedar ketimbang pengguna narkoba yang ditahan, sempat membuat kaget anggota Komisi I, Hasanuddin Murad. Jika banyak bandar yang berhasil dihukum, memang bagus. Tapi ia menduga ada yang kurang tepat dalam proses penanganan hukum.
Misal pengguna, tapi pada saat ditangkap, ditemukan barang bukti narkoba yang cukup banyak, sehingga pasal yang dikenakan masuk kategori bandar.
“Artinya ada konstruksi hukum yang kurang tepat dalam penerapan terhadap mereka yang tersangkut kasus narkoba,” ujarnya.
Jika dilihat dari data yang dipaparkan oleh Kanwil Kemenkumham Kalsel, dari tahun ke tahun jumlahnya terus meningkat. Tahun 2016, narapidana kategori bandar/pengedar tercatat 2.692 dan pengguna 1.067. Tahun 2017, bandar 3.855 dan pengguna 771. Tahun berikutnya, jumlahnya mencapai 4.289 pengedar, sementara pengguna 1.024.
Dan tahun 2019, jumlahnya terus mengalami peningkatan menjadi 5.299 pengedar, sementara pengguna hanya 1.260. “Dari data terlihat, jomplang sekali,” pungkasnya. (gmp/fud/ema)