• Senin, 22 Desember 2025

Penjaga Warung Malam Mayoritas Janda, Yang Seksi Langsung Ditegur

Photo Author
- Jumat, 7 Agustus 2020 | 10:13 WIB
PEMBINAAN: Petugas saat menyambangi penjaga warung malam. : FOTO WAHYUDI RADAR BANJARMASIN.
PEMBINAAN: Petugas saat menyambangi penjaga warung malam. : FOTO WAHYUDI RADAR BANJARMASIN.

PARINGIN – Warung demi warung malam di wilayah Kecamatan Paringin disambangi Satpol PP Balangan bersama Polsek Paringin, Koramil Paringin, dan Camat Paringin, Kamis (6/8) dinihari. Operasi gabungan ini untuk menindaklanjuti kesepakatan yang telah dilakukan beberapa waktu lalu. Terkait cara berpakaian, jangan ada praktik prostitusi, pembatasan jam operasi, dan dilarang memperkerjakan penjaga warung di bawah umur.

Setiap warung diperiksa apakah di dalamnya ada bilik yang mencurigakan. Para pemilik dan penjaga warung juga diinterogasi satu-persatu.

Dari kegiatan ini didapati satu penjaga warung yang mengenakan pakaian tidak sopan. Celananya di atas lutut. Petugas langsung menegurnya untuk mengganti pakaian.

Dari hasil interogasi yang dilakukan kepada beberapa penjaga warung, mayoritas berstatus janda beranak. Sebelumnya kawin di bawah umur 17 tahun. Demi membiayai menafkahi anak, pilihan paling mudah adalah membuka warung malam. Cukup bermodalkan sewa warung, menyediakan menu makanan dan minuman sederhana. Untuk bangunan kayu, ongkos sewa warung di kisaran Rp900 ribu hingga Rp1 juta per bulan. Belum termasuk iuran PDAM dan listrik. Harga segitu dianggap sejumlah penyewa warung tidak terlalu memberatkan. Soalnya, penghasilan kotor tiap malam bisa mencapai Rp300 ribu. Bagi yang hanya ikut bekerja sebagai penjaga warung, gaji setiap hari di angka Rp50 ribu.

Kasatpol PP Kabupaten Balangan, Rakhmadi Yusni menyebut pilihan membuka warung malam ini tidak terlepas dari ketidakmampuan mereka membuka usaha lain. Lantaran modal besar lebih besar. Faktor tingkat pendidikan yang rata-rata hanya lulusan SD dan SMP juga berpengaruh cukup besar. “Nah, untuk menggaet pelanggan, selain cantik, mereka juga berpikiran harus berpakaian seksi. Ini yang mau kami ubah,” tegasnya.

Rakhmadi menegaskan hal ini juga demi kenyamanan dan keamanan si penjaga warung itu sendiri dari gangguan oknum-oknum yang berpikiran jahat.

Pengunjung yang mampir memang sering mengeluh harga minum kopi dan untuk santai sejenak dikenakan harga cukup mahal. Secangkir kopi biasa saja di atas Rp10 ribu. Namun, salah seorang penjaga warung memiliki alasan tersendiri. Harga secangkir kopi memang Rp5 ribu seperti dipatok warung pada umumnya. Namun, ada tambahan untuk ongkos curhat.

“Biasanya kan pengunjung itu kalau duduk di sini pasti curhat. Cerita macam-macam, panjang lebar. Pengunjung lain akhirnya tidak mau mampir lagi, karena kursi penuh. Jadi kami yang rugi, makanya ada ongkos curhat,” ucapnya, lantas tertawa terkekeh.

Camat Paringin, Hadi Suwito menegaskan bahwa pembinaan kepada para penjaga warung malam itu harus dilakukan bersama. Bukan hanya dari sisi Trantibum alias ketentraman ketertiban umum. Melainkan juga harus ada pembinaan dari sisi keterampilan, permodalan, manajemen usaha, dan lainnya. “Supaya selain menjadi penjaga warung, mereka memiliki keterampilan lain,” tukasnya. (why/dye/ema)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X