• Senin, 22 Desember 2025

Lawan Karhutla, BPBD Kalsel Minta Bantuan 8 Heli Water Bombing

Photo Author
- Senin, 10 Agustus 2020 | 14:58 WIB
LATIHAN: Para petugas gabungan berusaha memadamkan kobaran api dalam simulasi taktis penanganan Karhutla di Posko Guntung Damar, Jalan Lintas Bandara Syamsudin Noor, Jumat (7/8) tadi. | FOTO: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN
LATIHAN: Para petugas gabungan berusaha memadamkan kobaran api dalam simulasi taktis penanganan Karhutla di Posko Guntung Damar, Jalan Lintas Bandara Syamsudin Noor, Jumat (7/8) tadi. | FOTO: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN

BANJARBARU - Setelah tiba tiga unit, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel masih menunggu beberapa heli water bombing lagi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNB) untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Banua.

Plt Kepala Pelaksana BPBD Kalsel Roy Rizali Anwar menyampaikan, masih ada lima heli water bombing yang mereka tunggu kedatangannya. "Karena kami minta delapan unit dari BNPB. Yang datang baru tiga," katanya.

Selain heli water bombing, dia mengungkapkan, pihaknya juga meminta bantuan dua unit heli patroli ke BNPB. "Ini juga masih kami tunggu kedatangannya," ungkap Kepala Dinas PUPR Kalsel ini.

Diutarakannya, mereka sengaja kembali meminta bantuan heli lantaran sejumlah titik api di Kalsel biasanya ada yang berada di lokasi yang sulit dijangkau petugas dari jalur darat. "Kami akan maksimalkan semua alat dan fasilitas yang ada untuk menangani karhutla," bebernya.

Saat ini dia menyebut pihaknya masih fokus ke tahap pencegahan. Karena cuaca di Kalsel masih belum panas, meski musim kemarau telah tiba. "Kami mengedukasi masyarakat agar tidak melakukan pembakaran, dengan melibatkan semua sektor," sebutnya.

Salah satu instansi yang mereka libatkan yakni Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalsel, karena menurut Roy, selama ini kebakaran sebagian berada di lahan pertanian. "Sebab masih ada persepsi dari masyarakat, apabila lahan tidak dibakar maka hama tidak mati dan tanah tidak subur," ujarnya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalsel, Syamsir Rahman menuturkan bahwa pihaknya selalu mengedukasi petani supaya tidak membakar lahan persawahan melalui Balai Penyuluh Pertanian.

"Kami juga mengedukasi ke petani, dalam melakukan panen supaya memotong jerami di bagian paling bawah agar apabila kering tidak mudah terbakar," tuturnya.

Di samping itu, dia menyampaikan, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalsel juga sudah membuat tanggul-tanggul di sejumlah lahan persawahan guna mencegah kebakaran lahan. "Tanggul ini fungsinya untuk memotong penjalaran api, apabila sewaktu-waktu ada titik api di lokasi itu," paparnya.

Sementara itu, walaupun musim kemarau saat ini belum terlalu panas namun titik api atau hotspot ternyata mulai bermunculan di beberapa wilayah di Kalimantan Selatan.

Kemarin (9/8) misalnya, ada 12 titik api yang terpantau Stasiun Meteorologi Kelas II Syamsudin Noor. Enam diantaranya berada di Balangan, empat di Hulu Sungai Selatan dan masing-masing satu titik di Tabalong serta Tapin.

"Titik api yang terpantau rata-rata memiliki tingkat kepercayaan sedang," kata Prakirawan Stasiun Meteorologi Kelas II Syamsudin Noor, Ruth Mandasari. (ris/ran/ema)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X