BANJARMASIN - Heli Chinook yang didatangkan BNPB beberapa waktu lalu dipastikan akan lama beroperasi di udara Kalsel. Capung besi ini akan disiagakan sejak awal tahun untuk penanganan bencana di daerah.
“Stay selama satu tahun, kami (BNPB) sudah terkontrak. Enam provinsi yang menjadi prioritas, termasuk Kalsel disiagakan,” janji Plt Direktur Dukungan Infrastruktur Darurat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Budhi Erwanto saat Rakor dan Evaluasi Karhutla di Kalsel.
Dia mengungkapkan, dalam penanganan Karhuta di Kalsel tahun ini, Pemprov Kalsel adalah yang paling banyak meminta bantuan heli dibandingkan dengan provinsi lain. “Totalnya ada 18 heli, dari heli pantau hingga water boombing dan terbaru chinook,” sebutnya.
Menurutnya, heli BNPB yang ada saat ini sedianya bukan hanya digunakan untuk penanganan Karhutla semata. Namun, untuk bencana lain, termasuk untuk melatih kesiapsiagaan lain penanggulanan bencana. “Silakan digunakan untuk logistik, evakuasi hingga pemantaun udara,” cetusnya.
Sementara, Plt Kepala Pelaksana BPBD Kalsel, Mujiyat mengaku bersyukur, mulai tahun depan heli chinook bisa stay sebelum musim kemarau tiba. Menurutnya, keberadaan heli ini sangat penting di Kalsel. “Tak hanya untuk Karhutla, banyak kesiapsiagaan lain yang dibantu heli ini,” ujarnya.
Dikatakannya, heli chinook saat tiba di Kalsel lalu, langsung dimanfaatkan untuk kegiatan sosial. Salah satunya membagikan masker ke masyarakat pelosok yang susah dijangkau melalui jalur darat. “Dengan stay sejak awal tahun, kami pun tak lagi khawatir,” ucap Mujiyat.
Di sisi lain, Kalsel tak hanya selalu dihantui Karhutla. Namun, kebakaran pemukiman juga dinilai sering terjadi. Terbaru seperti di Kotabaru. Akses yang jauh dan tak banyaknya sarana pemadam kebakaran. Mengakibatkan besarnya api yang terjadi.
Dengan nantinya disiagakan chinook sejak awal tahun, sedikit banyak akan dapan membantu musibah kebakaran yang lokasinya susah dijangkau. “Musibah kebakaran pemukiman yang susah dijangkau, akan bisa dimanfaatkan ketika heli disiagakan sejak dini,” tandasnya.
S Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian LHK Basar Manullang mengungkapkan, kasus kebakaran hutan dan lahan secara nasional tahun ini jauh berkurang jika dibandingkan dengan tahun lalu. Pengurangannya mencapai 80,9 persen. “Tahun lalu periode Januari sampai Oktober luasan yang terbakar mencapai 1,4 juta hektar. Sedangkan tahun ini di periode yang sama luasan lahan yang terbakar seluas 276 hektar,” terang Basar.
Kabar baiknya sebutnya, jika beberapa tahun lalu, daerah seperti di Kalimantan, Sumatera, Riau yang tinggi kejadian Karhutla, tahun ini malah di daerah Nusa Tenggara yang meningkat tajam. “Seluruh provinsi di Kalsel malah menurun drastis. Tahun ini memang upaya penyadaran masyarakat untuk tak membakar lahan dan hutan begitu gencar dilakukan,” tandasnya. (mof/ran/ema)