• Senin, 22 Desember 2025

Antre Nasi Goreng, Mahasiswa ULM Tewas Dikeroyok Orang Tak Dikenal, Pelaku Masih Bebas Berkeliaran

Photo Author
- Rabu, 24 Februari 2021 | 09:35 WIB
DIKEROYOK: Muhammad Wildan harus menghebuskan nafas terakhir setelah dianiaya dua orang tak dikenal. Penyebabnya diduga sepele, karena pelaku tak terima ditatap korban. | Foto: Istimewa
DIKEROYOK: Muhammad Wildan harus menghebuskan nafas terakhir setelah dianiaya dua orang tak dikenal. Penyebabnya diduga sepele, karena pelaku tak terima ditatap korban. | Foto: Istimewa

BANJARMASIN - Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat yang menjadi korban pengeroyokan, akhirnya mengembuskan napas terakhir.

Muhammad Wildan, 19 tahun, adalah mahasiswa Jurusan IPS di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) ULM. Meninggal dunia di kampung halamannya di Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, pada Senin (22/2) siang. Korban sempat dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara. Wildan dikeroyok di Jalan Lingkar Dalam Selatan, Banjarmasin Selatan, pada Jumat (5/2) dini hari. Dua pekan yang lewat.

"Lukanya ada beberapa. Tapi di perut yang memerlukan banyak jahitan, parah," kata paman korban, Halim (23/2). "Yang melarikannya ke rumah sakit adalah temannya, Putra. Kabarnya yang mengeroyok ada dua pemuda," tambah pria 25 tahun yang tinggal di Jalan Ahmad Yani kilometer 6 tersebut.

Halim tak tahu persis kronologi kejadiannya. Dia hanya tahu, Wildan dan Putra ke kawasan itu untuk mencari nasi goreng. Dia cuma menirukan cerita dari kawan korban sebagai saksi mata.

"Sesudah memesan makanan, pas mengantre, Wildan menengok ke belakang karena mendengar bunyi telepon. Itu ponsel kawanan pelaku. Entah bagaimana malah tersinggung. Lalu cekcok mulut, hingga menyerang dengan senjata tajam," tuturnya.

Selama kuliah di Banjarmasin, korban tinggal di rumah saudara ibunya. Di Gang Berkat Ibu, kawasan Pekapuran. Keluar dari rumah sakit, dibawa pulang ke rumah orang tuanya di Batulicin. Di sana, korban sudah bisa makan dan minum. Tapi masih harus dibantu saat buang air.

"Ayah korban langsung ke Banjarmasin pas mendapat kabar itu. Sudah juga melapor ke kantor polisi. Tapi belum ada perkembangan terhadap kasusnya," tukasnya.

Keluarga berharap Satreskrim Polresta Banjarmasin segera menangkap para pelaku. "Itulah harapan kami," tutup Halim. Ketika Radar Banjarmasin coba mengkonfirmasi Kasat Reskrim Kompol Alfian Tri Permadi, sampai berita ini ditulis, belum ada jawaban balasan. (lan/fud/ema)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

X