Kasus pencabulan yang dialami bocah 9 tahun di Banjarbaru ini menyita perhatian dari Psikolog, Azizah Fitriah. Dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Banjarmasin (UMB) ini menilai, kejadian tersebut akan memberi dampak yang sangat luar biasa bagi pertumbuhan anak. Baik secara mental maupun fisiknya.
Tindakan ini merupakan sebuah kekerasan seksual yang dapat dipastikan meninggalkan trauma bagi si anak. Hal itu kata Azizah terlihat jelas dalam laporan yang dikeluarkan Polres Banjarbaru.
Pasalnya, saat kejadian itu terbongkar, si anak bersikeras menolak untuk berangkat ke tempat les, dan mengatakan bahwa guru di tempat lesnya itu adalah orang jahat. "Ini menunjukkan bahwa saat ini kondisi psikis korban sudah mengalami trauma yang tidak sederhana," ungkap Azizah.
Baca Juga: Bejat Sekali..!! Di Samarinda, Ayah Rudapaksa Dua Putrinya yang Masih Sekolah
Namanya kekerasan seksual, ujar Azizah, pasti akan menimbulkan trauma walaupun korbannya tidak disakiti secara fisik. "Menurut saya tindakan ini adalah kejahatan yang paling jahat. Karena hal ini akan meninggalkan kondisi traumatis yang berat bagi korban, " tukasnya.
Pertama, korban akan kehilangan kepercayaan bahkan takut ketika berhadapan dengan lelaki dewasa, khususnya guru. Hal itu dikarenakan proses pencabulan yang dialami korban terjadi saat dia sedang belajar. Bahkan bisa saja anak ini akan benci dengan pelajaran Bahasa Inggris, lantaran yang melakukannya adalah guru les di mata pelajaran itu.
"Alhasil, semua potensi diri yang seharusnya bisa dikembangkan akan terkebiri," imbuhnya.
Baca Juga: Dibawa ke Pantai, Anak 12 Tahun Dicabuli
Kondisi ini tentu akan sangat mempengaruhi proses akademis korban. Sebab di setiap jenjang pendidikan, korban akan menemui guru laki-laki. "Setiap kali bertemu guru laki-laki, traumatik yang dialami korban bakal kambuh. Dan korban akan kehilangan konsentrasi saat mengikuti sebuah pelajaran sangat mungkin terjadi," paparnya.
Kedua, jika tidak segera diantisipasi, maka dikhawatirkan korban akan mengalami Post Traumatic Stress Disorder (PTSD). Seperti kecemasan berlebih bahkan sampai depresi akibat kejadian traumatik yang dialaminya. "Anak akan merasa dibayang-bayangi bahkan sampai terbawa jadi mimpi buruk oleh ketakutannya sendiri," sebutnya.
Jika tidak ditangani serius maka akan mempengaruhi perkembangan mental anak di masa yang akan datang. Apalagi ketika korban dewasa nanti menghadapi seseorang yang secara personal maupun karakter mirip dengan pelaku. "Potensi diri akan terkekang bahkan sampai ke dunia kerja. Karena anak sudah kehilangan kepercayaan terhadap lelaki dewasa," katanya. (zkr/yn/ris)