• Senin, 22 Desember 2025

Polisi Butuh Konfirmasi Dokter Forensik untuk Pastikan Penyebab Kematian Perempuan di Gudang Apotik Kimia Farma

Photo Author
- Rabu, 20 Maret 2024 | 16:51 WIB
Ary Fadli
Ary Fadli

SAMARINDA - Kapolres Samarinda Kombes Pol Ary Fadli enggan membeberkan hasil otopsi penemuan mayat perempuan di gudang apotik Kimia Farma Jl Pangeran Hidayatulah yang terjadi 18 Februari 2024.

Alasannya, hasil otopsi yang menentukan penyebab kematian mayat perempuan tersebut mesti dikonfirmasi lagi oleh penyidik ke dokter forensik yang menangani mayat tersebut.

Ary Fadli pun berjanji akan membeberkan penyebab kematian mayat perempuan di gudang apotik, apakah akibat tindakan kekerasan atau tidak.

"Sementara hasil otopsi masih ada di tangan penyidik. Dan hasil itu perlu konfirmasi kembali kepada dokter forensik. Sehingga bisa menjadi keterangan yang kita bisa sampaikan, apa saja penyebab kematian yang bersangkutan," ujarnya saat jumpa pers di markas Polres Samarinda, Rabu 20 Maret 2024.

Sejauh ini, sudah ada 6 saksi yang telah diperiksa Satreskrim Polres Samarinda mengusut kasus ini. Diantaranya, saksi pertama kali yang melihat korban masuk ke apotik dan saksi yang mengarahkan korban membuang sampah ke arah luar apotik, belakang maupun didepan.

Sebelumnya, Minggu (18/2) lalu, di Apotek Kimia Farma, Jalan P Hidayatullah, Kelurahan Pelabuhan, Kecamatan Samarinda Kota, digegerkan dengan temuan jasad perempuan yang teridentifikasi adalah Berta Mimi Jaya. Tewasnya perempuan berusia 56 tahun itu dianggap janggal oleh keluarga.

Sehingga, dua hari berturut-turut melakukan demo di depan Kimia Farma tersebut pada Jumat, dan puncaknya Sabtu (16/3) lalu, mendesak pihak Kimia Farma membuka secara gamblang terkait rekaman closed circuit television (CCTV).

Markus Paranoan yang merupakan perwakilan keluarga merasa ada yang janggal. “CCTV yang disembunyikan dari kami katanya terhapus. Masa dari depan hingga ke dalam tidak terekam, kan aneh,” ungkapnya. Pihaknya meminta, sebelum ada titik terang ihwal perkara tersebut, akan tetap mencari kejelasan.

Bahkan, pihak keluarga meminta untuk tidak ada aktivitas sementara hingga kasus tewasnya Berta benar-benar jelas. Selain itu, kejanggalan lain yang dirasakan keluarga adalah adanya pergantian pimpinan dari cabang tersebut pasca-kasus itu mencuat. “Padahal kasus belum selesai tapi sudah diganti pimpinannya,” imbuhnya. Namun, pemindahan itu baru diketahui keluarga Sabtu lalu. “Jadi sampai kapan pun bisa saja menduduki tempat ini (Kimia Farma, Jalan P Hidayatullah),” tegasnya. Pihaknya ingin Kimia Farma maupun kepolisian terbuka dalam penyelidikan kasus tewasnya Berta.

Sementara itu, Bisnis Manajer Kimia Farma Area Samarinda Resta mengungkapkan, semua keterangan dan bukti rekaman CCTV telah diserahkan ke polisi. “Itu sudah dari awal. Termasuk keterangan karyawan. Sudah di-download, dan kami tidak ada yang ditutupi,” jelasnya.

Disinggung soal adanya pergantian kepemimpinan pasca-kejadian tersebut, hal itu dibantah manajemen. “SK pergantian itu sebelum adanya kasus. Karena kami setiap awal tahun itu ada rolling (pergantian). Jadi yang bersangkutan selalu siap jika keterangannya kembali dibutuhkan,” imbuhnya. Pimpinan sebelumnya sudah pindah ke Karawang, Jawa Barat. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: prokal.co

Rekomendasi

Terkini

X