Sepanjang bulan Ramadan, Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Banjarmasin menerima banyak laporan kasus pelecehan dan persetubuhan. "Pelecehan dan persetubuhan anak yang paling banyak," ungkap Kepala UPTD PPA Banjarmasin, Susan, Ahad (31/3).
Jumlah kasus kekerasan pada bulan Februari 2024 sebanyak 18 korban. Rinciannya, perempuan 4 orang, anak perempuan 7 orang, dan anak laki-laki 7 orang.
Dari jenisnya, kekerasan fisik 3 kasus, psikis 3 kasus, ekonomi atau penelantaran 1 kasus, terakhir perilaku sosial menyimpang 1 kasus. Total 8 kasus. Dari objeknya, kekerasan terhadap anak perempuan, fisik 2 kasus, psikis 2 kasus, seksual 2 kasus, lainnya 1 kasus dan perilaku sosial menyimpang 1 kasus. Total 8 kasus.
Sedangkan kekerasan terhadap anak laki-laki, fisik 3 kasus, psikis 3 kasus, perilaku sosial menyimpang 2 kasus. Juga 8 kasus.
Ditanya kenapa terjadi peningkatan kasus, Susan menjawab, hasil penelusuran kebanyakan akibat dampak negatif internet.
Para pelaku melancarkan aksinya lewat media sosial. Usia belia yang mudah terpengaruh dan tergoda, menjadi mangsa yang empuk.
"Karena usianya lebih muda, mudah terpengaruh. Ketika mereka terjebak, seolah-olah mereka tidak bisa menolak,” ujarnya.
Susan meminta orang tua memperhatikan penggunaan gadget oleh anak-anaknya.
Ia juga meminta masyarakat jangan ragu dan takut untuk melapor. Jika mengetahui korban kekerasan, baik dalam rumah tangga, bullying dan pelecehan seksual hingga eksploitasi dan penelantaran.
Segera laporkan ke UPTD PPA Banjarmasin di nomor 0822 5045 3333 atau di kantornya di Pemurus Luar. "Layanan kami gratis, jadi jangan takut untuk melapor," tutup Susan. (*)