Orang tua Amellinda Sari alias Amel (9) didampingi empat kuasa hukum memenuhi panggilan panggilan pemeriksaan oleh polisi. Guna mengungkap misteri kematian Amellinda Sari alias Amel (9) yang penuh kejanggalan.
Langkah ini diambil karena tak ingin seolah-olah disudutkan karena menolak autopsi pada jasad Amel dengan alasan kondisi jenazah yang makin membusuk. Selain itu keluarga ingin anaknya beristirahat dengan tenang.
Kasatreskrim Polres Kubar, AKP Asriadi membenarkan pemeriksaan terhadap orang tua Amel. "Ya seharusnya pelapor kemarin kita minta keterangan tapi berhubung masih berduka kita lakukan hari ini," ungkap AKP Asriadi kepada Kaltimpost.id saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat ( 16/8/2024).
Ditambahkannya, ayah Salfinus Mulyono diperiksa ditemani istri Yustina Yutmilda. Sekaligus dimintai keterangan, dalam pemeriksaan didampingi kuasa hukum.
Terkait informasi yang menyebutkan jika orang tua Amel berubah pikiran dan mau Amel diautopsi pihak kepolisian siap melakukan Autopsi. "Kegiatan autopsi adalah bagian dari proses penyelidikan, kalau memang itu diperlukan tentu kita akan minta kepada pihak keluarga. kalau pihak keluarga minta sendiri memang itu tujuan kita, karena yang lebih spesifik adalah forensik," terangnya.
Menurut dia, hasil visum di RSUD HIS belum keluar, masih didalami. Hingga saat ini belum ada pihak- pihak yang akan ditetapkan sebagai pelaku. "Proses penyelidikan masih berjalan, tentu tim akan melaporkan hasilnya. Baik dari pemeriksaan maupun apa yang didapatkan di lapangan," lanjutnya.Kemudian terkait video anak yang dirantai yang beredar di masyarakat ada, pihaknya masih menyelidiki keaslian dan asal video tersebut.
"Kami harapkan masyarakat jika mengetahui sesuatu terkait kasus ini agar melapor, untuk membantu pengungkapan kasus ini," kata Asriadi. Selain itu Ia juga meminta masyarakat jangan berspekulasi terkait kasus ini, percayakan kepada aparat kepolisian yang sedang bekerja memecahkan misteri kematian Amel.
"Intinya kita jangan menuduh siapapun. Kedepankan azas praduga tak bersalah, jangan mudah terprovokasi berita yang tidak diketahui pasti kebenarannya," pungkasnya.
Amel, belajar yang duduk di kelas 3 tersebut ditemukan dalam kondisi mengenaskan, kepala tanpa rambut dan tanpa kaki kiri. Kaki kanan juga terlihat patah, celana dan sandal korban terpisah jauh dari jasadnya yang separuh terkubur di dalam lumpur. Amel menghilang 1 Agustus lalu, ditemukan 13 hari kemudian.
Kamis (15/8/2024) 14.00 Wita, jenazah Amel dimakamkan di pemakaman umum Kampung Jengan Danum, letaknya tidak jauh dari lokasi Amel ditemukan dalam keadaan sudah tak bernyawa. (*)