• Minggu, 21 Desember 2025

Keluarga Minta Oknum Anggota TNI Terduga Pembunuh Juwita Dihukum Mati

Photo Author
- Jumat, 28 Maret 2025 | 07:00 WIB
DIMAKAMKAN : Proses pemakaman Juwita, jurnalis Newsway.co.id gang ditemukan tewas di tepi jalan Gunung Kupang, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru (PUTRI UNTUK RADAR BANJARMASIN)
DIMAKAMKAN : Proses pemakaman Juwita, jurnalis Newsway.co.id gang ditemukan tewas di tepi jalan Gunung Kupang, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru (PUTRI UNTUK RADAR BANJARMASIN)

Pengumuman yang disampaikan Dan Denpom Lanal Balikpapan, Mayor Laut (PM) Ronald Ganap, dalam jumpa pers di Mako Lanal Balikpapan, menjawab kejanggalan dalam kasus kematian Juwita.

Termasuk misteri penyebab kematian almarhumah yang sebelumnya dikabarkan jadi korban laka bahkan begal di wilayah Gunung Kupang, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru.

Baca Juga: Pembunuhan Wartawati di Banjarbaru Diduga Melibatkan Oknum Anggota TNI AL Balikpapan

Sebab, dalam konferensi persnya, Mayor Laut (PM) Ronald Ganap tegas menyebut bahwa seorang anggota TNI AL, berinisial J yang bertugas di Lanal Balikpapan Kalimantan Timur, memang jadi tersangka dalam kasus pembunuhan Juwita, wartawati di Kota Banjarbaru, pada 21 Maret 2025 lalu.

Hal tersebut sangat disyukuri oleh pihak keluarga korban. Kakak kandung Juwita, Subpraja Ardinata mengaku sudah menduga penyebab kematian adik perempuannya itu memang bukan karena kecelakaan.

“Infonya karena kecelakaan, tapi kondisi adik saya waktu ditemukan itu ada banyak kejanggalan,” ungkap Subpraja saat ditemui awak media di kediamannya, Kamis (27/3/2025).

Menurutnya, selain karena hilangnya barang berharga berupa tas, dompet dan handphone milik Juwita, kejanggalan juga terdapat pada kondisi tubuh sang adik saat ditemukan tewas. Mulai dari tidak adanya luka bekas kecelakaan, baju yang bersih, hingga helm yang masih terpasang rapi di kepala.

“Secara logika orang awam saja sudah bisa menilai, bahwa itu tidak mungkin karena kecelakaan. Banyak yang janggal,” tekannya. Kecurigaan itu semakin kuat setelah melihat hasil visum dari dokter Rumah Sakit Daerah (RSD) Idaman Kota Banjarbaru, pada 21 Maret 2025 lalu.

“Ada luka memar di leher dan kedua belah telinga, lebam di mata kiri posisi leher tidak wajar. Itu yang saya lihat waktu di ruang jenazah RSD Idaman,” bebernya

Ketiga hal itu, menurut Subpraja sangat tidak masuk akal jika dibandingkan dengan kondisi Juwita saat pertama kali ditemukan. “Soalnya posisi adik saya masih pakai helm,” tukasnya.

Kejadian ini diakuinya semangat berbekas dan pastinya meninggalkan duka yang dalam bagi keluarga. Sehingga Subpraja berharap agar kasus ini bisa diusut tuntas secara terbuka oleh aparat penegak hukum. “Keluarga ingin pelaku dihukum dengan seberat-beratnya,” tegasnya.

Meski ia menyadari bahwa kasus ini akan diadili lewat Pengadilan Militer, Subpraja ingin si pembunuh adiknya itu juga diadili di pengadilan sipil.

“Tidak hanya secara militer. Yang jelas saya pribadi sebagai kakak kandung, minta pelaku wajib dihukum mati,” tegas Subpraja dengan suara bergetar.

Ia juga membenarkan bahwa anggota TNI AL berinisial J ini memang menjalin hubungan dengan Juwita. Namun ia tidak tahu persis berapa lama mereka berpacaran. “Rencananya ingin menikah di bulan Mei tahun ini,” pungkasnya. (*) 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X