Geger penemuan bayi perempuan tanpa pakaian di ladang padi Desa Mantuyan, Kecamatan Halong, Sabtu (5/4/2025) lalu, akhirnya menemui titik terang. Setelah penyelidikan intensif, Satreskrim Polres Balangan berhasil mengidentifikasi ibu kandung bayi tersebut sebagai FA (35), seorang janda anak tiga yang merupakan warga setempat.
Awalnya, warga RT 4 Desa Mantuyan dikejutkan oleh tangisan bayi yang berasal dari pondok di ladang padi. Saat ditemukan, bayi perempuan itu terbaring telanjang tanpa alas. Tali pusar yang masih menempel mengindikasikan bahwa bayi tersebut baru dilahirkan.
Warga yang panik segera membungkusnya dengan sarung dan melaporkan ke pihak berwajib. Berdasarkan laporan itu, Polsek Halong bersama Satreskrim Polres Balangan langsung bergerak cepat.
"Kami mendampingi proses evakuasi bayi ke puskesmas sekaligus memulai penyelidikan," jelas Kasi Humas Polres Balangan, Iptu Eko Budi Mulyono. Fakta mengejutkan terungkap ketika penyidik melacak keberadaan FA yang diketahui sebagai orang pertama yang melaporkan adanya bayi di ladang tersebut. Awalnya, FA bersikeras menyangkal bayi itu anaknya saat ditanya warga.
"Dia memberi makan bayi dengan pisang tapi mengaku bukan ibunya. Ini yang membuat warga mengira bayi dibuang," ujar Eko. Hasil visum dari rumah sakit membuktikan FA memang baru melahirkan. Terdapat sobekan persalinan pada alat kelaminnya yang sesuai dengan kondisi bayi. Polisi juga membeberkan bahwa FA melahirkan secara mandiri di kebun karet, sebelum membawa bayinya ke ladang tempat dia bekerja.
"Tidak ada indikasi penelantaran. FA merawat bayinya dengan memandikan dan memberi makan, hanya saja disembunyikan karena tekanan sosial," tegas Eko. Pihak kepolisian menduga, FA merahasiakan kelahiran ini karena bayi tersebut merupakan hasil hubungan terlarang. Statusnya sebagai janda membuatnya khawatir mendapat stigma negatif dari masyarakat.
Kini FA dan bayi mendapat pendampingan dari dinas sosial Kabupaten Balangan. Polisi masih mendalami motif penyangkalan FA sekaligus memastikan tidak ada unsur pidana dalam kasus ini.
"Kami prioritaskan pendekatan humanis. Yang penting bayi sehat dan mendapat perlindungan," tegas Eko. (*)