• Senin, 22 Desember 2025

Ini Kronologi Lengkap Kasus Dua Balita Tewas Dicekik Ayahnya di Samarinda

Photo Author
- Sabtu, 26 Juli 2025 | 09:20 WIB
Pemeriksaan di lokasi kejadian.
Pemeriksaan di lokasi kejadian.

SAMARINDA- Peristiwa memilukan mengguncang warga Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Jumat (25/7/2025) sore. Dua balita ditemukan tak bernyawa di dalam rumah mereka di Gang Bakri 1, RT 33. Diduga kuat, keduanya tewas akibat dicekik oleh ayah kandung sendiri, bernama Wahyu.

Kejadian terjadi usai Salat Asar dan langsung menggemparkan lingkungan sekitar. Suasana di lokasi penuh isak tangis, terutama dari kaum ibu yang tidak kuasa menahan duka mendalam. Belum ada keterangan resmi mengenai motif di balik pembunuhan keji tersebut.

Baca Juga: Kejam, Ayah Kandung di Samarinda Cekik Dua Anak Balita hingga Tewas

Babinsa Karang Anyar, Sertu Mahyuni, membenarkan kejadian tragis ini. “Habis Asar. Diduga dicekik,” ujarnya singkat di lokasi kejadian. Ia juga menyatakan bahwa hingga kini motif pelaku belum terungkap. “Belum tahu,” tambahnya.

Wahyu diduga menganiaya dua anak kandungnya yang masing-masing berusia sekitar 3 dan 2 tahun hingga tewas. Tak hanya itu, ia juga melukai istrinya dan neneknya yang berusia 75 tahun. Kedua anak tersebut sempat dilarikan warga ke RS Hermina, namun nyawa mereka tidak tertolong. Sesaat setelah kejadian, warga dan aparat keamanan bertindak cepat dengan mengamankan pelaku. Pria yang diduga sebagai ayah kandung korban dibawa ke Markas Polsek Sungai Kunjang untuk proses pemeriksaan lebih lanjut. 

Ketua Ikatan Forum Kemitraan Masyarakat (IFKM) Sungai Kunjang, Suprayidno, menjelaskan bahwa saat pihaknya tiba di lokasi, pelaku sudah diamankan polisi. “Ayahnya sudah diamankan ke Polsek, dan anak-anaknya dibawa ke Hermina,” kata Suprayidno.

Identitas pelaku dan korban masih dalam proses pendataan pihak kepolisian. “Di dalam rumah masih ada anggota dari Polsek Sungai Kunjang meminta keterangan dari keluarga,” ujarnya lagi. Pihak kepolisian masih terus mengumpulkan keterangan saksi dan keluarga korban untuk mengungkap latar belakang kejadian ini. Polisi juga tengah menelusuri kemungkinan adanya gangguan kejiwaan atau faktor ekonomi yang mendorong tindakan sadis tersebut.

Sementara itu, warga sekitar masih dalam suasana berkabung dan trauma atas insiden yang terjadi begitu dekat dengan lingkungan mereka.

Kepastian mengenai peristiwa tragis ini disampaikan oleh Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Hendri Umar, melalui Kapolsek Sungai Kunjang, AKP Yohanes Bonar Adiguna, didampingi Kanit Reskrim AKP Agung Sisbiantoro. “Ada tiga korban. Dua anak-anak meninggal dunia dan satu korban lansia yang saat ini masih dalam observasi di rumah sakit,” jelas Agung.

Agung menambahkan, pihaknya akan membawa Wahyu ke RS Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam guna observasi kejiwaan. Hal ini dilakukan karena keterangan yang diperoleh dari pelaku masih simpang siur dan memerlukan penyelidikan lebih lanjut.

“Kami masih mendalami motif dan kronologi pasti kejadian. Berdasarkan informasi awal, kedua anak diduga dicekik. Tapi hal ini masih kami pastikan melalui proses penyelidikan,” pungkasnya.

Peristiwa kekerasan dalam rumah tangga ini kembali membuka luka lama terkait meningkatnya kasus pembunuhan terhadap anak di Indonesia. Lembaga perlindungan anak, organisasi kemasyarakatan, dan tokoh masyarakat pun diharapkan turut serta dalam pencegahan kasus serupa.

Polisi mengimbau masyarakat agar tidak ragu melaporkan indikasi kekerasan dalam rumah tangga. Langkah cepat dan responsif dinilai penting untuk mencegah tragedi yang merenggut nyawa, khususnya anak-anak, yang seharusnya dilindungi.

Kasus ini menjadi catatan kelam sekaligus peringatan bahwa pengawasan sosial dan solidaritas lingkungan sangat dibutuhkan. Pemerintah daerah juga didesak meningkatkan intervensi terhadap keluarga-keluarga rentan agar tragedi seperti ini tidak lagi terjadi. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X