kriminal

Bukan Perampokan, Ini Kronologi dan Motif Pembunuhan Bidan Rahmaniah di Kelayan A: Pelaku Menyerahkan Diri

Kamis, 23 Oktober 2025 | 14:45 WIB

 

BANJARMASIN – Misteri di balik kematian tragis bidan Rahmaniah (58) di Gang Antasari II, Kelayan A, Banjarmasin Selatan, pada Senin (20/10/2025) malam akhirnya terungkap. Pihak Polsek Banjarmasin Selatan memastikan peristiwa penikaman ini bukanlah kasus perampokan, melainkan dipicu oleh penolakan korban meminjamkan uang sebesar Rp500 ribu.

Pelaku, Andi Julianto (32) alias Encek, menyerahkan diri ke Mapolsek Banjarmasin Selatan pada Selasa (21/10/2025) dini hari, sekitar empat jam setelah kejadian berdarah tersebut.

Baca Juga: Tragedi Uang Rp500 Ribu, Bidan di Kelayan A Banjarmasin Tewas Ditikam, Anak Korban Terluka

Kapolsek Banjarmasin Selatan, Christugus Lirens, menjelaskan bahwa penyerahan diri Encek merupakan hasil pendekatan yang dilakukan tim Polisi kepada pihak keluarga pelaku. “Pelaku datang menyerahkan diri menaiki ojek ditemani teman pelaku,” ujar Christugus Lirens.

Berawal dari Sakit Magh dan Pinjaman Uang

Encek, yang sudah terborgol, mengungkapkan bahwa ia dan keluarganya memiliki kedekatan dengan almarhumah Bidan Rahmaniah, bahkan sering berobat dan meminta dibuatkan masakan oleh ibu Encek.

Pada malam kejadian, ia mendatangi rumah korban dengan alasan ingin berobat karena sakit magh kambuh. Di saat yang sama, Encek bermaksud meminjam uang Rp500 ribu untuk membayar utang ibunya dan tagihan air leding yang menunggak dua bulan.

“Saya sekalian mau meminjam uang Rp500 ribu, tetapi korban menolak. Katanya tak memiliki uang,” kata Encek.

Khilaf Setelah Mendapat Kata Kasar

Saat korban menolak pinjaman, Encek terus membujuk. Situasi memanas ketika Rahmaniah marah dan mengeluarkan perkataan kasar kepada Encek.

Pelaku mengakui bahwa pisau yang ia gunakan sudah ia bawa dari rumah karena sudah menjadi kebiasaannya. Awalnya, pisau itu hanya ditodongkan untuk mengancam korban.

"Tetapi saya khilaf dan tak sadarkan diri lagi, malah menyerang korban, lupa berapa kali menikam," dalih Encek.

Saat penyerangan terjadi, putri sulung korban, Rina Mutia (24), yang baru pulang, turut menjadi korban penganiayaan. Ia mengalami luka di pergelangan tangan dan bagian belakang tubuhnya.

Halaman:

Terkini