PROKAL.CO, TANJUNG REDEB – Sempat melonjak pada Ramadan dan menjelang Lebaran, harga cabai di Kabupaten Berau kini mulai stabil.
Kepala Dinas Pangan Berau, Rakhmadi Pasarakan, Senin (14/4/2025), menyebut kenaikan harga cabai sebelumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Misalnya, faktor distribusi hingga masalah cuaca yang menyebabkan petani gagal panen.
Baca Juga: Pemeriksaan BPK Tertunda karena Loker DPKP PPU Terkunci
“Memang sempat terjadi lonjakan harga, terutama pada Ramadan kemarin. Namun, usai Lebaran ini, kami mencatat harga cabai berangsur turun ke level normal,” jelasnya.
Sebagai gambaran, harga cabai keriting yang sebelumnya sempat menyentuh Rp 140 ribu per kilogram, kini telah berada di kisaran Rp 60–70 ribu per kilogram.
Begitu juga dengan cabai rawit yang sempat tembus Rp 150 ribu per kilogram, kini berada di angka Rp 80–90 ribu per kilogram bergantung kualitas.
Naik-turunnya harga cabai merupakan hal yang lazim, terlebih komoditas ini sangat sensitif terhadap faktor alam dan distribusi.
“Cabai termasuk bahan pangan yang cepat busuk, tidak bisa disimpan lama. Kalau distribusi terganggu sedikit saja, harganya langsung terdampak,” jelasnya.
Baca Juga: Penjarahan Hutan Milik Unmul, Aktivis Tuding Lambatnya Penindakan Hukum Jadi Penyebab
Diakuinya, hingga saat ini, Berau masih belum mandiri dalam hal pasokan cabai.
Kebergantungan terhadap daerah penghasil seperti Sulawesi dan Jawa masih cukup tinggi.
Oleh sebab itu, pihaknya terus mendorong masyarakat untuk mulai menanam cabai secara mandiri.
Sebagai langkah antisipasi, tahun ini pihaknya kembali menggelar program pembagian bibit cabai melalui RT pada. anggaran belanja tambahan (ABT) 2025.