berau

Antisipasi Peredaran Beras Oplosan, Tim Gabungan di Kabupaten Berau Cek Kualitas di Pasaran, Temukan Ini  

Selasa, 22 Juli 2025 | 10:51 WIB
Hotlan Silalahi (SENO/BERAU POST)

PROKAL.CO, TANJUNG REDEB –Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), bersama sejumlah instansi, seperti Kejaksaan, Kepolisian, Bulog, dan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) melakukan pemantauan ke lapangan guna mengantisipasi peredaran beras oplosan, Senin (21/7/2025). 

Tim gabungan ini meninjau sejumlah agen dan distributor beras di wilayah Berau dan mengambil beberapa sampel dari merk-merk dagang tertentu untuk diuji kualitasnya. Hasil awal di lapangan menunjukkan adanya pergeseran label pada beberapa merk beras.

Baca Juga: Mantap, Nasabah di Berau Dapat Label Jujur dari Pegadaian, Mayoritas Barang Gadai Ditebus

“Kita lihat di distributor ada perubahan. Beberapa merk premium kini sudah dilabel ulang jadi medium. Artinya, ada respons terhadap teguran dari kementerian,” ujar Hotlan Silalahi, Kepala Bidang Bina Usaha Perdagangan, Diskoperindag Berau.

Ia menjelaskan, perubahan ini bukan hanya soal label, tetapi juga menyangkut harga. Harga jual pun ikut menyesuaikan, dari sebelumnya premium menjadi medium.

“Yang penting jangan sampai konsumen beli beras medium tapi dibayar harga premium. Itu yang sedang kita pantau,” tambahnya.

Selain memastikan klasifikasi beras, tim juga mencermati aspek harga. Hotlan menegaskan pentingnya konsistensi harga dengan kualitas produk. Jika beras itu benar-benar premium, maka harga premium dibenarkan. Namun jika kualitas menurun, harga harus ikut turun.

Baca Juga: Mantap Ini, Proyek Pelabuhan Wisata Pulau Derawan Ditargetkan Rampung Tahun 2025 Ini

“Sampel yang kami ambil akan diuji lebih lanjut oleh Bulog. Secara kasat mata, kami lihat memang yang sebelumnya diklaim premium, isinya kini sudah sesuai dengan kualitas medium,” ungkapnya.

Ia menyebutkan, sebagian besar beras di Berau berasal dari Surabaya, sekitar 60 persen, dengan produsen yang sama. Oleh karena itu, sebagian besar sampel juga berasal dari distribusi tersebut. Beberapa merk yang ditemukan mengindikasikan percampuran atau ketidaksesuaian kualitas.

“Kami juga ambil sampel beras dari Sulawesi yang dijual Rp 18 ribu per kilogram, untuk dibandingkan kualitasnya,” jelas Hotlan lagi.

Hasil tinjauan juga menunjukkan harga beras medium saat ini berada di kisaran Rp 16.000–Rp 17.000 per kilogram, setelah sebelumnya sempat dijual dengan harga premium di atas Rp 18.000.

Hotlan juga menekankan bahwa pengawasan harus dilakukan secara berkelanjutan, tanpa harus menunggu instruksi pusat.

Baca Juga: Kampung yang Satu Ini Punya Potensi Penopang Pariwisata di Pesisir Berau, Disbudpar Bakal Lakukan Ini

Halaman:

Tags

Terkini