• Senin, 22 Desember 2025

Mantap, Nasabah di Berau Dapat Label Jujur dari Pegadaian, Mayoritas Barang Gadai Ditebus

Photo Author
- Senin, 21 Juli 2025 | 10:10 WIB
BANYAK DITEBUS: Barang yang digadai masyarakat di Pegadaian Berau sebagian besar ditebus dan hanya sedikit yang masuk lelang.  (IZZA/BERAU POST)
BANYAK DITEBUS: Barang yang digadai masyarakat di Pegadaian Berau sebagian besar ditebus dan hanya sedikit yang masuk lelang. (IZZA/BERAU POST)

 

PROKAL.CO, TANJUNG REDEB – Barang yang masuk ke Pegadaian Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), hampir seluruhnya kembali ke tangan pemilik. Hanya satu sampai dua persen yang akhirnya dilelang lantaran tidak ditebus.

Kepala Pegadaian Cabang Tanjung Redeb, Heri Wibawa, menyampaikan tren soal gadai-menggadai ini, itu terlihat jelas terutama menjelang Ramadan dan Lebaran. Menurutnya, periode itu menjadi momen paling sibuk bagi layanan gadai. Brankas pegadaian bahkan pernah kosong.

Baca Juga: Kampung yang Satu Ini Punya Potensi Penopang Pariwisata di Pesisir Berau, Disbudpar Bakal Lakukan Ini

“Biasanya sebelum puasa ramai. Banyak orang butuh modal untuk jualan, misalnya jualan baju, kue kering, dan lainnya. Pertengahan Ramadan biasanya mereka sudah balik modal dan menebus kembali barangnya,” jelasnya.

Kondisi tersebut menurutnya menunjukkan bahwa masyarakat Berau memanfaatkan layanan gadai secara produktif. Mayoritas menjadikan gadai sebagai cara cepat mendapatkan modal, bukan sebagai jalan terakhir.

Barang yang digadaikan pun bervariasi. Di Berau, kebanyakan berupa perhiasan emas, meski kendaraan seperti sepeda motor dan mobil juga cukup sering dijaminkan. Berbeda dengan daerah lain, seperti Madura, di mana barang seperti sarung tenun juga bisa dijadikan jaminan.

Baca Juga: Semua Kampung dan Kelurahan di Kabupaten Berau Sudah Punya Website, Diskominfo Dorong Rutin Update  

“Nasabah di Berau relatif jujur. Mereka juga membandingkan nilai taksiran. Kadang sebelum datang ke pegadaian, mereka sempat ke toko emas untuk lihat harga belinya berapa,” katanya.

Di Pegadaian sendiri telah menetapkan harga emas dengan standar kadar tertentu. Ini membuat sistem penilaian lebih terbuka. Namun, ada kalanya nasabah datang dengan niat setengah menjual. Artinya, barang yang digadai memang tidak direncanakan untuk ditebus. Meski begitu, jumlahnya sangat kecil.

“Yang sampai dilelang itu cuma satu sampai dua persen. Jadi sebagian besar tetap kembali ke pemilik,” ucapnya.

Selain Ramadan, momen lain yang ramai adalah awal tahun ajaran baru. Menurutnya, kebutuhan sekolah turut mendorong masyarakat memanfaatkan layanan gadai, meski biaya sekolah saat ini sudah ditanggung pemerintah alias gratis.

Baca Juga: KM Barcelona 5 Terbakar di Laut Sulawesi Utara, Ibu Hamil Tewas, Puluhan Penumpang Dievakuasi

“Sekolah memang gratis, tapi tetap saja ada kebutuhan beli buku, seragam, alat tulis, dan lainnya. Biasanya masyarakat cari solusi cepat, salah satunya lewat pegadaian,” ujarnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Faroq Zamzami

Tags

Rekomendasi

Terkini

X