• Senin, 22 Desember 2025

Meriam Karbit Tradisi Masyarakat Pontianak Sambut Lebaran

Photo Author
- Rabu, 10 April 2024 | 10:22 WIB
Meriam karbit di Pontianak.
Meriam karbit di Pontianak.

Meriam karbit merupakan tradisi masyarakat Kota Pontianak, Kalimantan Barat saat bulan Ramadan dan Idulfitri. Permainan rakyat ini, dimainkan di bantaran Sungai Kapuas. Meriam yang terbuat dari batang kayu balok atau pipa paralon berukuran raksasa berjejer di pinggiran sungai.

Salah satunya di kawasan waterfront Tambelan Sampit, Pontianak Timur. Warga setempat memanfaatkan waktu menunggu berbuka puasa untuk menyulut meriam karbit.

Meriam berukuran panjang 7 meter dengan diameter 30-40 centimeter sebanyak 10 batang itu diisi karbit ke dalam lubang yang telah disiapkan. Setelah itu, dicampur air. Ditunggu sebentar hingga muncul reaksi, kemudian siap disulut api yang dibakar dengan obor-obor kecil.

Tokoh masyarakat Tambelan Sampit, Syarif Hasanuddin mengatakan, permainan meriam ini sudah ada sejak awal masa Kesultanan Kadariah Pontianak. Diwariskan turun temurun ke generasi berikutnya. “Menurut sejarah ini sudah jadi tradisi Kesultanan Pontianak,” katanya.

Dia mengatakan, dentuman meriam sebagai penanda dimulainya bulan Ramadan dan menyambut Idulfitri. Selain itu, meriam dimainkan di waktu-waktu menjelang berbuka puasa.

 

-
 



“Penanda hilal pertama Ramadan. Dan hari-hari buka puasa, Magrib. Sampailah malam takbiran pertanda berakhirnya Ramadan,” jelasnya.

Hasanuddin mengutarakan, permainan meriam karbit di pinggir Kapuas ini ramai dikunjungi warga. Mereka ikut menyulut meriam mengisi waktu ngabuburit menjelang berbuka. “Lokasi kita ini alhamdulillah, apalagi ada meriam ini bisa jadi tempat ngabuburit, bersantai. Orang-orang luar pada datang,” ujarnya. 

Untuk dapat menyulut meriam tersebut, dibutuhkan karbit sebanyak setengah kilogram per sekali sulut. Selain itu, dibutuhkan pula minyak pembakar serta campuran air.

Meriam raksasa ini, menimbulkan bunyi menggelegar yang sangat khas. Saking nyaringnya bunyi meriam ini, bahkan dapat terdengar sampai radius 5 kilometer bahkan lebih.

Permainan rakyat meriam karbit ini, bakal ramai dimainkan saat malam takbiran nanti. Ratusan batang meriam dari berbagai kelompok pemain, bakal adu kekuatan suara dalam Festival Meriam Karbit.

Sementara itu di Gang Landak, Jalan Tanjungpura, masyarakat menyiapkan sedikitnya 13 meriam karbit yang terbuat dari pipa besi.

Meriam-meriam tersebut dihias dengan menarik, di antaranya corak insang, ketupat, lampion dan beberapa hiasan lainnya.

Yang tak kalah menarik, terdapat ornamen-ornamen khas ramadan dan replika hantu, seperti kuntilanak, pocong dan lainnya.

Maudiansyah, tokoh Pemuda Kampung Melayu mengatakan, ornamen-ornamen yang dipasang tersebut menjadi pengingat bagi masyarakat bahwa konon dentuman meriam dapat mengusir makhluk halus.

“Jadi ornamen-ornamen ini sengaja kita pasang untuk mengingatkan sejarah. Bahwa dahulu kala, Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie membunyikan meriam untuk mengusir makhluk halus,” kata pria yang akrab disapa Yayan ini.

Tradisi meriam karbit ini sudah ada sejak lama, dan turun termurun hingga kini. Menurtnya, tradisi meriam karbit ini dapat memupuk kebersamaan, semangat gotong royong dan juga semangat rasa memiliki.

“Alhamdulillah, mulai proses awal sampai akhir, kita libatkan masyarakat. Dari anak-anak hingga orang dewasa. Intinya adalah semangat gotong royong dan rasa memiliki,” bebernya.

Terkait dengan bahan baku meriam, kata Yayan, pihaknya memilih untuk menggunakan peralon besi dibanding balok kayu. Menurutnya, saat ini sulit mencari bahan baku kayu.

“Bahan baku kayu susah dicari. Kalau pun ada dengan kualitas seadanya. Sehingga diragukan keawetannya,” kata dia.

Selain itu, jika menggunakan balok kayu, waktu dan biaya yang dikeluarkan juga lebih banyak. Mulai dari pembelian bahan baku, hingga proses pembuatan.

“Kalau balok ini kan harus dibentuk dulu. Dibelah dan dilubangi. Setelah itu dililit menggunakan rotan agar tidak mudah pecah saat dibunyikan,” katanya.

Ketua Forum Meriam Karbit Kota Pontianak Fajriudin Anshari mengatakan, tahun ini antusias masyarakat yang ikut dalam permainan meriam karbit lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. Tahun ini tercatat ada 41 kelompok dengan jumlah meriam sebanyak 230 buah.

“Alhamdulillah antusias masyarakat luar biasa, meskipun tahun ini tidak ada festival. Tetapi tidak menyurutkan semangat kawan-kawan,” kata Fajriudin.

Dikatakan Fajriudin, kendati tidak ada festival, namun permainan meriam karbit ini diprediksi tetap meriah. Sebagai tuan rumah pembukaan permainan meriam karbit ini akan dilakukan di Bansir 3, Kelurahan Bansir Laut, Kecamatan Pontianak Tenggara oleh Pj Gubernur. (arf)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Pontianak Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

X