• Senin, 22 Desember 2025

Muncul Grup Penyuka Sesama Jenis di Medsos, Warga Pontianak Resah

Photo Author
- Selasa, 15 Juli 2025 | 09:00 WIB
Ilustrasi LGBT.
Ilustrasi LGBT.

PONTIANAK — Grup penyuka sesama jenis di Kota Pontianak bermunculan di media sosial. Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran para orang tua, terutama yang memiliki anak usia remaja yang rentan terhadap pengaruh lingkungan.

Adanya grup penyuka sesama jenis ini diketahui dari platform media sosial Facebook. Berdasarkan penelusuran Pontianak Post, teridentifikasi sejumlah grup, diantaranya Gay PTK Kalbar memiliki 4.800 anggota, Pencinta Lelaki Pontianak memiliki 895 anggota, serta grup lainnya. Bahkan, ada grup Facebook dengan nama Gay Kalbar memiliki 10 ribu anggota.

Aulia (40), salah satu orangtua di Pontianak, mengaku cemas dengan kemunculan komunitas semacam itu di dunia maya. Ia menilai, nilai-nilai yang tidak sejalan dengan norma sosial dan agama semakin mudah menjangkau generasi muda.

“Tentu ini menjadi sebuah kekhawatiran bagi saya sebagai orang tua agar lebih memperhatikan pergaulan anak-anak,” ujarnya. Karena itu, Aulia menerapkan sejumlah aturan ketat dalam penggunaan gawai di rumah. Ia menuturkan, saat anak-anak belajar atau berada di sekolah, gawai mereka disita. Hanya pada akhir pekan, anak diperbolehkan bermain gawai namun dengan pembatasan waktu dan akses terhadap aplikasi-aplikasi tertentu.

“Itupun masih menggunakan gadget orang tuanya, saya sengaja tidak memberikan handphone secara pribadi kepada anak saya, selain belum cukup umur juga perlu adanya pengawasan,” terangnya.

Terkait fenomena penyuka sesama jenis di kalangan anak dan remaja, dia berharap pemerintah memberikan perhatian serius khususnya terhadap perilaku anak-anak di sekolah. Edukasi dan pengawasan terhadap perilaku remaja di sekolah perlu diperkuat agar para siswa tidak mudah terpengaruh oleh konten-konten yang menyimpang di media sosial.

Sementara itu, Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, turut menanggapi fenomena tersebut. Ia menegaskan pentingnya peran keluarga dalam membentengi generasi muda dari pengaruh negatif, terlebih di era digital yang serba terbuka.

“Kita tidak bisa 24 jam mengontrol semua hal, tapi peran lingkungan, terutama keluarga, sangat membantu,” ujar Edi Kamtono.

Menurut Edi, perilaku menyukai sesama jenis bukan hanya terjadi di Pontianak, namun juga di berbagai kota di Indonesia dan dunia. “Perilaku ini sebenarnya tidak lazim di negara kita. Di beberapa negara bahkan sudah vulgar, tapi semuanya kembali kepada peran lingkungan, terutama keluarga,” tambahnya.

Pemerintah Kota Pontianak, lanjut Edi, telah mengambil sejumlah langkah preventif, di antaranya menggandeng aparat penegak hukum untuk melakukan razia di sejumlah lokasi yang dinilai rawan.

“Jika ada laporan dari masyarakat, kita tindak lanjuti dan lakukan pembinaan,” ujarnya. (*)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Pontianak Post

Rekomendasi

Terkini

X