• Senin, 22 Desember 2025

Berebut Suara Penghuni Penjara

Photo Author
- Rabu, 16 Januari 2019 | 12:49 WIB

"Sudah aturan mainnya sejak dahulu," katanya seraya mengatakan pihaknya dituntut netral dan tak boleh mengizinkan para caleg untuk melakukan kampanye. Jangan kampanye, penempelan stiker maupun spanduk pun tak ada didalam lapas.

Dia mengatakan banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui kualitas para caleg.

"Mungkin informasi dari keluarga yang bisa membantu mereka atau juga televisi yang terbatas. Tetapi untuk dua pasangan presiden pasti mereka sudah tahu," ucapnya yakin. "Jadi untuk para caleg mereka sama sekali mengetahui siapa-saipa orangnya, tahunya nanti ketika pemilihan," pungkasnya.

Berada di balik jeruji besi, para narapidana (Napi) di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas III Banjarbaru tidak mendapatkan cukup informasi tentang kontestan Pemilu 2019.

Sebab, di dalam penjara tidak perbolehkan ada alat peraga kampanye (APK) yang terpasang. Apalagi, berkampanye di sana.

Minimnya informasi, membuat sejumlah warga binaan lapas yang beralamat di Cempaka, Banjarbaru tersebut masih bingung akan memilih siapa dalam pesta demokrasi yang akan digelar beberapa bulan lagi.

Seperti halnya, napi berinisial SD. Dia mengaku, belum pernah melihat gambar para kontestan Pemilu. Sehingga, tidak tahu bakal memilih siapa.

"Kalau calon presiden kami tahu saja. Tapi, untuk Caleg dan DPD kami masih buta," ungkapnya.

Dia menyampaikan, sampai saat ini keluarganya pun belum mengajak mencoblos siapa. Maka dari itu, sulit bagi dirinya untuk menentukan pilihan.

"Kalau begini, saya berpikiran akan mencoblos yang ngasih uang saja," ucapnya.

Di Lapas Klas II Banjarbaru, kegelisahan yang sama juga disampaikan para Napi. Salah seorang Napi asal Cempaka bahkan terang-terangan menunggu tim sukses dari partai dan calon manapun datang memberi uang, untuk membeli suaranya.

"Kalau perlu saya ajak teman yang lain untuk mencoblos dia yang memberi kami uang. Lumayan, di sini ada seribu lebih suara untuk calon presiden," ucapnya.

Hal senada disampaikan, napi lainnya berinisial AP. Dia mengaku lebih baik memilih kontestan Pemilu yang memberi uang. Karena sulit jika memilih sesuai hati nurani.

"Bagaimana mau pakai hati nurani. Sampai sekarang kami belum tahu siapa saja calegnya," ujarnya.

Napi asal Tanjung ini mengungkapkan bahwa informasi Pemilu di lapas sangat minim. Apalagi, KPU hingga kini belum melakukan sosialisasi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: aqsha-Aqsha Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kabupaten Banjar Sumbang Kasus HIV Tertinggi di Kalsel

Jumat, 12 Desember 2025 | 11:10 WIB
X