"Kemudian untuk persawahan, kami takut gagal panen, karena waktu banjir seperti ini pernah terjadi gagal panen," takutnya.
"Bisa dibayangkan saat menuju ke sini, rata-rata kiri kanan jalan adalah persawahan," ceritanya.
Kurnaint juga menceritakan biasanya air kembali normal sekitar dua sampai tiga pekan. Bahkan pernah selama tiga bulan, air tak kunjung surut.
"Jadi, tergantung daerah dataran lebih tinggi kalau di sana masih hujan, otomatis air tidak surut, karena di sini adalah daerah kiriman air," jelasnya.
Menurut Kurnian, sekitar satu bulan setelah banjir terjadi, pihaknya mendapatkan bantuan dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) Provinsi Kalsel.
"Mereka waktu itu memberikan sembako kepada warga di sini," akunya.
Kepala BPBD Tapin M Nordin mengungkapkanuntuk banjir ini, ada 14 kepala keluarga di Dusun Taibah yang terdampak.
"Dampak bencana, aktivitas warga terhambat, karena sebagian besar halaman rumah warga dan ruas jalan terendam," katanya.
Nordin menceritakan pihaknya sudah melakukan pemantauan ke lokasi. Dia melihat kondisi air sudah mengalami penurunan.
"Kita juga sudah memberi bantuan berupa makanan kepada warga yang terdampak," jelasnya. (ay/ran)