• Senin, 22 Desember 2025

Jangan Salah, Bapandung Bukan Stand Up Comedy

Photo Author
- Kamis, 28 Februari 2019 | 09:18 WIB

Terkadang, orang salah tanggap. Bapandung dikira stand up comedy. Padahal, kesenian khas Kalsel ini punya ciri berbeda. Itulah yang ditekankan dalam Workshop Seni dan Budaya Bapandung, di Balairung Sari Taman Budaya.

---------------------------------------

NOORHIDAYAT, Banjarmasin

---------------------------------------

Workshop ini digelar selama tiga hari. Dimulai Selasa (26/2) tadi, dan berakhir besok (28/2). Setiap harinya, workshop dimulai pada pukul 09.00 Wita, hingga 20.00 Wita.

Pesertanya adalah para guru yang datang dari berbagai daerah di Kalsel.

Jumlahnya ada 90 orang. Intrukturnya adalah Abdusukur, seorang seniman bapandung.

Satu hal dasar yang paling ia tekankan dalam workshop; bapandung, bukan stand up comedy. Keduanya berbeda jauh.

Abdusukur mencoba memberi pemahaman. Bahwa bapandung punya ciri-ciri yang tak dimiliki stand up.

"Kalau stand up comedy di bungkus dengan kata-kata komedi biar lucu. Kalau bapandung itu boleh lucu, sedih dan boleh tragis. Dan juga memakai properti agar mendalami setiap peran yang dimainkan, semirip mungkin," jelasnya.

Ciri khas lainnya adalah pendalaman cerita. Di mana pelakunya tak cuma sekadar menyampaikan kisah. Tapi juga menggambarkan sejelas-jelasnya karakter yang diceritakan.

"Bisa dilihat saat pentas. Kalau bakisah hanya bicara, kalau bapandung harus menjadi karakter yang diperani. Misalkan jadi acil-acil, harus bekekamban, ya supaya lebih mirip lah," sebutnya.

Ahmad Sapriadi, guru SDN Alalak Tengah 4, baru pertama kali mengikuti workshop ini. Bahkan menjadi penampilan perdananya bepandung di depan peserta lain. Dia membawakan kisah berjudul Menantu Ku Malang, Menantu Ku Sayang.

Tak tanggung-tanggung. Dia harus memerankan empat karakter sekaligus. Sebagai menantu, mertua, suami dan kakek.

"Jelas saja. Peran-peran karakter itu harus dilakukan sendiri. Termasuk mesti gonti-ganti properti. Tetapi dengan kelelahan ini saya sangat bangga akhirnya bisa selesai dan membuat teman-teman yang lain bisa terhibur," ucap. Sapriadi tampil saat workshop, hari ke-2, kemarin (27/2).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: aqsha-Aqsha Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kabupaten Banjar Sumbang Kasus HIV Tertinggi di Kalsel

Jumat, 12 Desember 2025 | 11:10 WIB
X