Apa yang dia saksikan di Tirawan membuat bulu kuduknya berdiri. "Itu banjir bandang..! Deras sekali..!," kenangnya. Meski dia masih heran embung bisa jebol, tapi dia meyakinkan bahwa tekanan air sangat deras.
"Saya tidak tahu sampai sekarang berapa tekanan air saat itu. Tapi ini baru pertama derasnya begitu," akunya.
Musibah tak berhenti di sana. Informasi menakutkan lainnya terus masuk ke hape Syarwani: banyak pipa di seluruh Instalasi Pengolahan Air (IPA) pecah. Di sini pecah, di sana pipanya hilang terbawa banjir.
Senin kemarin banyak warga mengaku tidak mandi. Air PDAM padam. "Ada 14.340 pelanggan total terdampak. Air di rumah saya juga gak ada. Lebaran tadi kita banyak pakai air," beber Syarwani.
Kapan masalah itu bisa diatasi? Syarwani menghela napas. "Sementara kami tidak bisa pakai embung Tirawan. Jadi kita mengandalkan intake-intake yang ada. Menunggu pipa selesai, semoga sehari ini sudah bisa mengalir."
Dari pantauan Radar Banjarmasin, embung Tirawan benar-benar rusak parah. Sisi embung yang berbentuk dinding bendungan setinggi 10 meteran jebol tengahnya. Kemudian bagian atas embung tempat amblas. Dinding beton aliran air patah.
Embung yang kemarin-kemarin berair hijau dalam, kemarin hampir kering kerontang. Warga menyerbunya. Menangkap ikan. "Besar-besar nila nya, banyak dapat kemarin," ujar seorang remaja pria bertelanjang dada.
Wakil Bupati Burhanudin yang dikabarkan sedang tidak harmonis dengan Bupati Sayed Jafar menyempatkan diri meluncur ke Tirawan. Sebaliknya, Sayed Jafar meluncur ke Gunung Sari, yang Sabtu tadi itu dihantam longsor: satu rumah rusak total.
Lantas bagaimana nasib embung? Syarwani mengatakan, mereka sedang mengusahakan perbaikan. "Ini kan masih tanggung jawab Balai Wilayah Sungai Kalimantan II. Soalnya belum dihibahkan ke daerah," ungkapnya.
Sudah berkomunikasi dengan Balai? "Tadi pagi ada datang. Katanya akan diperbaiki," jawab Syarwani. (zal/ay/ema)