Meski tak lepas dari cerita mistis, tak serta merta adegan yang ditampilkan juga dipenuhi kengerian. Justru sebaliknya, penampilan juga dipadukan dengan tarian serta alunan musik tradisional. Maka, penonton yang berhadir pun tak sekadar menyaksikan cerita rakyat, melainkan juga menyaksikan hiburan dalam bentuk tarian.
“Sebelum Ramadan, kami sudah mulai rutin berlatih. Hingga sepekan menjelang festival berlangsung,” ungkap pemain, Ahmad Gunadi.
Dalam latihan juga tak selalu berjalan mulus. Terlebih ketika naskah yang dibawakan, bercerita tentang sosok kuyang. Pemain lainnya, Miftahul Jannah, menuturkan bahwa dirinya pernah mengalami kejadian aneh saat sedang asyik berlatih.
“Seperti ada yang menepuk-nepuk bahu saya. Kemudian seperti ada yang memanggil ‘Hei,’ padahal teman-teman yang lain tak ada yang memanggil apalagi menepuk bahu,” tuturnya.
Namun terlepas dari kengerian naskah dan lelahnya berlatih, semuanya sepakat bahwa yang dilakukan demi mengharumkan nama daerah. Terlebih, Barabai terkenal dengan ragam seni tradisi di Kalsel.
“Semoga saat tampil di Nasional nanti, kami bisa kembali keluar menjadi yang terbaik,” tuntas pemain lainnya, Ilma Safitri. (war/ema)