Kekecewaan itu sendiri, dikatakan Rizal, biasanya ditulis di halaman website yang sudah diretas oleh para hacker. "Iya ada beberapa peretas yang menggganti sebagian tampilan halaman website. Baik font maupun gambarnya," bebernya.
Dengan semakin maraknya penyerangan siber, dia mengatakan, Dinas Kominfo Banjarbaru rutin menggelar pelatihan untuk admin SKPD mengenai dasar-dasar keamanan website. "Pengetahuan SDM selalu kami update, dengan pelatihan-pelatihan setiap tahunnya," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi, Kalimantan Selatan (Kalsel), Gusti Yanuar Rivai mengungkapkan, situs-situs milik SKPD se-Kalsel selama ini kerap diserang oknum tak bertanggung jawab. Tak tanggung-tanggung dari laporan yang masuk ke mereka serangan siber pernah tercatat hingga ratusan ribu kali dalam setahun.
Dia menyampaikan, hampir semua website milik SKPD jadi incaran para hacker. Mulai dari milik pemerintah provinsi hingga situs milik pemerintah kabupaten dan kota se-Kalsel. "Tapi mereka (peretas) tidak pernah bisa mengubah maupun mencuri data di dalam situs," katanya.
Walaupun begitu, aksi penyerangan situs di Kalsel, lanjut Gusti, dirasa sudah sangat mengganggu. "Karena akibat penyerangan siber itu membuat situs tidak bisa diakses selama beberapa hari," ujarnya.
Dia menuturkan, dari hasil penelusuran mereka pelaku peretas bukan hanya dari Indonesia. Tapi ada juga dari luar negeri. "Ada yang dari Cina dan Rusia," tuturnya.
Untuk mengantisipasi agar peretasan tidak terulang, Kominfo Kalsel akan segera membentuk Computer Security Incident Respon Team (CSIRT) pada bulan depan. Guna meminimalisir dan menangkal serangan peretas.
Pembentukan CSIRT, lanjut Gusti, akan bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Indonesia. "Kami sudah menyosialisasikan rencana pembentukan CSIRT ke seluruh Pemerintah Kabupaten dan Kota se-Kalsel," pungkasnya. (ris/ran/ema)