Dermaga feri penyeberangan ditutup pemko selama PSBB. Tapi bagaimana dengan dermaga milik swasta?
---
BANJARMASIN - Pantauan Radar Banjarmasin kemarin (27/4) di kawasan Banjar Raya dan Alalak Utara, dermaga feri penyeberangan milik swasta masih beroperasi.
Yang diangkut tentu saja penumpang. Bukan bahan pangan pokok atau hal yang menjadi pengecualian selama PSBB.
Di samping itu, alih-alih ada penjagaan ketat atau pemeriksaan ketika menaikkan dan menurunkan penumpang, hanya beberapa penumpang saja yang kelihatan memakai masker.
Padahal, poster imbauan untuk menjaga jarak atau pentingnya masker sudah tertempel jelas di dermaga.
Hal serupa juga tampak di dermaga Alalak, Banjarmasin Utara. Angkutan feri masih tampak bolak-balik membawa penumpang.
Dermaga yang tidak jauh dari Dermaga Pasar Terapung tersebut hanya memiliki dua rute. Yakni rute Desa Berangas dan Desa Pulau Sewangi. Kedua desa ini secara administratif berada di Kabupaten Barito Kuala.
Penerapan PSBB rupanya tak serta merta berdampak. Dermaga penyeberangan feri masih beroperasi. Dari jam 6 pagi sampai jam 12 malam. Tarinya Rp2 ribu sekali naik.
Petugas jaga dermaga, Iqbal menuturkan, pihaknya bahkan tidak mengetahui adanya pelarangan mengangkut penumpang. Yang diketahuinya, hanya penerapan PSBB saja.
"Itu pun dari teman-teman. Kalau sosialisasi secara langsung, saya belum pernah mendengar," akunya.
Benar saja, di dermaga ini tak satu pun spanduk imbauan terkait pandemi. Iqbal mengakui, semasa pandemi memang ada penurunan terhadap angkutan penumpang.
Bila pada hari biasa dua buah feri mampu membawa puluhan penumpang. Di masa pandemi, jumlah penumpang berangsur-angsur menurun. "Sepi sekali mas. Tidak seperti biasanya," ucapnya.
Ya, meski dua feri tampak bolak-balik mengangkut penumpang, tapi yang menaikinya hanya beberapa orang saja. Bahkan di sebuah feri, jumlahnya tak sampai lima orang.