Benar saja, sekitar pukul 17.30 Wita rombongan jenazah Guru Zuhdi melewati Kota Citra Graha (KCG), Jalan A Yani Km 17.5 dengan iring-iringan sejumlah armada damkar dan jemaah.
Sontak hal itu pun membangunkan euforia para jemaah yang sudah menunggu selama berjam-jam. Sebagian dari mereka ada yang ikut mengawal dan mengiringi ke Banjarmasin.
Jenazah sendiri sebelumnya tiba di Bandara Internasional Syamsudin Noor pukul 16.30 wita, dengan menggunakan maskapai Lion Air Boeing 737-9GP (ER) dari Bandara Internasional Soekarno Hatta.
Begitu mobil ambulan yang membawa jasad almarhum tiba Jalan Masjid Jami, jemaah menyemut langsung menyambutnya. Para relawan sempat kewalahan untuk mengatur jalan masuk.
Suasana haru begitu terasa saat iringan rombongan memasuki jalan menuju kediaman almarhum. Tak sedikit yang menangis dan berurai air mata. “Beliau sangat bersahaja,” tutur Aslami salah satu pengikut almarhum yang tak pernah absen setiap kali pengajian di Masjid Jami Banjarmasin.
Dengan air mata terurai, dia mengatakan, banyak ilmu agama yang didapat dirinya ketika mengikuti pengajian sang guru. “Yang paling saya ingat, beliau berpesan agar jangan mengeluh dan tetap bersyukur dengan keadaan,” sebutnya.
Hal senada disampaikan Zailani, mengikuti pengajian Guru Zuhdi sejak tiga tahun silam sebutnya, dia tak pernah absen ketika pengajian di Masjid Jami. “Tak bisa lagi saya berkata-kata,” tuturnya dengan mata berkaca.
Di jajaran para pejabat, terlihat Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina, Kapolresta Banjarmasin Kombes Pol Rachmat Hendrawan dan Dandim 1007/Banjarmasin. Rachmat Hendrawan bahkan sejak siang sudah berada di lokasi untuk mengatur jemaah yang sudah menunggu. Terlihat pula Kapolsek Banjarmasin Utara AKP Gita Suhandi Achmadi.
Saking banyaknya jemaah yang datang, pagar Kompleks Guru Zuhdi sempat hampir roboh. Para petugas pun terus agar jemaah melakukan social distancing.
"Sabar-sabar, mohon dimaklumi ini demi semua. Nanti para jemaah juga dipersilakan untuk melihat lokasi makam almarhum guru. Biarkan dulu pihak keluarga," pinta Gita Suhandi Achmadi dengan pengeras suara.
Usai dikeluarkan dari mobil ambulans, jenazah Guru Zuhdi dibawa masuk ke dalam rumah. Usai salat magrib jenazah dikeluarkan dan disalatkan.
Salat fardu kifayah berlangsung bergiliran untuk menghindari kerumunan lebih banyak. Hal ini membuat salat fardu kifayah berlangsung lama, dari Maghrib hingga bada isya.
Guru Zuhdi akhirnya dimakamkan sekitar pukul 22.00 Wita di Aula Majta, hanya beberapa meter dari kediaman Jalan Antasan Kecil Timur Banjarmasin Utara. Proses pemakaman pun berjalan lancar. Namun beberapa saat setelah itu hujan deras turun diserta angin.
Rahmat 19, pemuda asal Anjir Pasar Batola, salah satu jemaah rutin yang mengikuti pengajian guru zuhdi mengatakan dia beruntung bisa masuk ke dalam area pemakaman. " Tadinya kesini dengan beberapa teman, tapi yang lain tidak bisa masuk," ucapnya.
Rahmat mengaku dia tak bisa menghadiri pengajian terakhir almarhum guru sebelum masa pandemi. " Ini yang terakhir dan alhamdulillah saya diberikan kesempatan di hari terakhir bertemu beliau ini. Selamat Jalan Guru, bimbingan dan ilmu agama yang diberikan akan kami amalkan," ucapnya.