• Senin, 22 Desember 2025

Tambang Emas Meratus Makan Korban (Lagi)

Photo Author
- Selasa, 2 Juni 2020 | 12:51 WIB
EVAKUASI: Aparat dan warga mengevakuasi korban tambang emas di Meratus ke Desa Buluh Kuning Kecamatan Sungai Durian. | FOTO: POLSEK SUNGAI DURIAN FOR RADAR BANJARMASIN
EVAKUASI: Aparat dan warga mengevakuasi korban tambang emas di Meratus ke Desa Buluh Kuning Kecamatan Sungai Durian. | FOTO: POLSEK SUNGAI DURIAN FOR RADAR BANJARMASIN

Kembali ke kejadiaan naas terakhir di Gunung Putri. Sebelum peristiwa itu terjadi, Minggu 31 Mei tadi, dan beberapa hari sebelumnya, hujan deras sering mengguyur kawasan Meratus. Kekhawatiran banyak orang pun terjadi, Gunung Putri kembali longsor. Dari laporan Kapolsek Sungai Durian, Iptu Nur Pong Alam Mambela, kejadian mengerikan itu datang sekitar pukul 06.00 pagi kemarin.

Warga belum siaga. Tanah di atas permukiman runtuh ke bawah. Namun Pong Alam membantah ada lebih 100 orang di sana saat itu. "Hoax itu," tegasnya.

Ditanya berapa perkiraan warga yang terdampak longsor, ia mengaku belum bisa memastikan. "Masih mencari info," jawabnya.

Yang bisa ia pastikan, ada sedikitnya enam orang korban meninggal dunia. Lima sudah ditemukan tidak bernyawa. Satu orang masih dalam pencarian.

Dari enam orang itu, satu yang tercatat ber-KTP Sungai Durian Kotabaru, bernama Dodik Wiyoni. Sisanya dari luar daerah. Pudin dari HST. Purwadi dari Pelaihari, Prayitno Kediri dan Iqbal dari Binuang. Nardi yang belum ditemukan, tidak diketahui asal mana.

Selain yang meninggal, juga ada beberapa warga luka-luka. Semuanya dari luar daerah.

Pong Alam bercerita, saat ia mendengar ada longsor, bersama anggotanya dan TNI dari Koramil langsung ke lapangan. Mereka berangkat pukul 08.30. Menyusuri jalan setapak. Di tengah perjalanan, tepatnya pukul 09.30, bertemu dengan warga dari Gunung Putri. Kumpulan warga itu menggotong tandu berkain sarung. Berisi mayat.

Mendengar data-data dari warga, polisi dan TNI memutuskan kembali ke Buluh Kuning. Mereka ikut membantu mengangkat tandu.

Hingga kini pencarian masih dilakukan. Sayangnya, tim SAR dan BPBD sendiri belum turun ke lapangan. "Kami menunggu koordinasi dari BPBD Kotabaru," kata Koordinator Pos SAR Kotabaru, Teguh Prasetyo.

Jaya sendiri mengaku sudah melaporkan ke Bupati Kotabaru Sayed Jafar. Mereka sedang berkoordinasi juga, untuk langkah selanjutnya. "Ini bukan pertama. Dulu pernah puluhan meninggal," akunya. Tapi dia lupa tahunnya. "Hampir semua pondok hunian saat itu habis (dihantam longsor)."

Dari data yang diperoleh Radar Banjarmasin, tahun 2019 ada empat penambang tewas. Kejadiannya juga di musim hujan. Tepatnya di awal bulan Mei. (zal/ran/ema)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kabupaten Banjar Sumbang Kasus HIV Tertinggi di Kalsel

Jumat, 12 Desember 2025 | 11:10 WIB
X