Maka Yani tak segan menegur anak-anak yang berlarian di titian. Dia khawatir, mereka bakal menjadi korban berikutnya.
"Andai titian ini diperbaiki, kami tentu merasa merdeka. Seingat saya, sudah lebih dari lima tahun titian ini tidak diperbaiki," jelasnya.
Sama seperti di kelurahan lain, Pulau Bromo juga bakal sepi dari ragam lomba yang kerap menghiasi 17 Agustusan.
Ketua RT 06 Widodo mengatakan, tahun-tahun sebelumnya sedikitnya ada tiga jenis perlombaan yang digelar. Seperti panjat pinang, tarik tambang dan lomba makan kerupuk.
"Tahun ini kami setop dulu. Karena ada imbauan wali kota untuk tidak menggelar lomba. Sepi juga, tapi tak apa-apa. Demi kebaikan bersama," tegasnya.
Pada momen kemerdekaan ini, dia juga mengharapkan perbaikan titian. Maklum, selama ini cuma perbaikan tambal sulam. Serba swadaya dari modal sampai pengerjaan. "Semoga saja ke depan diperbaiki," tuntasnya.
Perlu diketahui, tahun 2017 silam, Dinas Pekerjaan Umum Banjarmasin sudah menggelar perbaikan. Membangun titian beton sepanjang 480 meter dengan lebar dua meter.
Meski menggelontorkan anggaran tak sedikit, mencapai Rp3,8 miliar, ternyata tak cukup untuk memperbaiki seluruh kerusakan. Masih tersisa titian sepanjang 820 meter. Alasan pemko, kondisinya masih bagus. (fud/ema)