Banyak Penjarah Rumah Kosong
Banyaknya pengungsi yang terdampak banjir membuat rumah-rumah di Kabupaten Banjar kosong. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh orang yang berniat jahat. Maling bergentayangan di lokasi-lokasi pusat banjir mengambil barang, bahkan sepeda motor, dengan modus mengevakuasi barang-barang.
Rahman AZ dari Kampung Melayu Banjar mengatakan, desa-desa sangat rawan kemalingan. Pencuri memakai perahu dan datang dari luar daerah. mereka menyisir rumah warga dan mengambil sepeda motor dan peralatan mahal. Kemarin 10 unit sepeda motor warga Dalam Pagar hilang dicuri dari rumah.
“Tadi malam kami sempat menghalau pencuri. Mereka pakai kapal. Informasinya dari Anjir datang ke Martapura melalui jalur sungai menyisir rumah korban banjir,” cerita Rahman.
Akibat maling berkeliaran di lokasi banjir, para pemuda desa mengurungkan niat mengungsi. Mereka mendirikan posko di titik strategis dan berjaga memakai senjata tajam. Beberapa mobil yang masuk diperiksa.
“Semua sepeda motor diseret warga melalui banjir karena takut dicuri. Dikumpul di titik tertentu dan dijaga ketat memakai genset atau lampu tenaga surya,” ungkapnya.
Lalu lintas Kabupaten Banjar sempat macet selama sehari karena oprit jembatan di perbatasan Kecamatan Astambul-Mataraman ambruk dan longsor. Polres Banjar mengalihkan jalur mulai Jalan A Yani KM 40 Martapura. Sebelumnya, kemacetan mengular lebih 10 km.
Pusatnya kepadatan di jalan nasional Desa Tambak Hirang Martapura. Mobil relawan dan pembawa bantuan berjubel dengan kendaraan pribadi dan truk truk bobot berat ke arah Hulu Sungai. Jarak 18,5 km dari Martapura ke Astambul ditembus 6 jam lebih.
Kapolres Banjar AKBP Andri Koko Prabowo memastikan trans Kalimantan tidak bisa lagi dilewati karena rusaknya sangat parah. Ia meminta warga tidak melewati jalan A Yani utamanya wilayah Kecamatan Martapura sampai dengan Kecamatan Simpang Empat.
"Masyarakat silakan gunakan jalur alternatif sambil menunggu proses perbaikan selesai," jelas Andri Koko Prabowo.
Banjir di Kabupaten Banjar sendiri mulai meluap ke dataran rendah di Kecamatan Gambut, Sungai Tabuk, dan Kertak Hanyar. Air kiriman dari Martapura mulai menutup seluruh permukaan tiga kecamatan tersebut. Para korban mulai kesulitan air bersih dan makanan jadi. Silih berganti datang permintaan untuk evakuasi.
Di Kecamatan Pengaron, banjir gelombang kedua kembali datang. Lebih besar dan tinggi dari banjir pertama. Ketinggian air juga masih terlihat di Martapura, Martapura Timur, Martapura Barat, Aluh Aluh, dan Beruntung Baru. Banjir juga menimpa warga Kecamatan Karang Intan.
Dapur umum mulai kewalahan melayani permintaan makanan. Dapur umum swasta terbesar didirikan oleh H Mansyur, seorang pengusaha lokal. Koordinator Dapur Umum Manis Peduli Banjir H Mansyur mengatakan, dapur umum keluarga dibuka sejak hari pertama terjadi banjir besar. H Mansyur yang merupakan ayah dari bupati terpilih Kabupaten Banjar, Saidi Mansyur ini mengatakan tetap menerima uluran bantuan dermawan yang berkeinginan bergabung.
Pemerintah Banjar sendiri membuka hotline call center 112 di Command Center Barokah Martapura selama 24 jam.Call center bebas pulsa ini secara real time melayani ratusan laporan masyarakat terdampak banjir.
Sementara itu, jejak-jejak kerusakan akibat banjir terlihat di Desa Baru (Waki) kecamatan Batu Benawa, Hulu Sungai Tengah. "Air menghempas apa saja yang dilewati. Perkampungan seketika tersapu bersih. Kemudian air merendam Kampung dengan tinggi 2,5 meter," ujar Muhammad Arsyad (48) selaku Pembakal.