Mendengar jawaban Aditya, Toto lantas menanyakan bagaimana langkah nyata yang akan dijalankan Pemko Banjarbaru di bawah kepemimpinan Aditya-Wartono dalam penanganan pandemi Covid-19 dan banjir.
Dalam hal ini, Aditya memberikan kesempatan kepada Wartono untuk menjawab. Mantan Anggota DPRD Banjarbaru tersebut menyampaikan, langkah penting yang dilakukan dalam penanganan Covid-19 ialah menyadarkan masyarakat bahwa virus ini benar-benar ada. "Jadi harus benar-benar menerapkan protokol kesehatan. Apalagi kita tidak tahu, kapan berakhirnya wabah ini," kata Wartono.
Lalu untuk banjir, dia menjelaskan bahwa pihaknya tengah merancang dan melakukan telaah serta diskusi bagaimana agar banjir tidak menjadi agenda tahunan. "Dalam 100 hari kerja pertama, kami bakal mengevaluasi ini. Bukannya mengesampingkan program, tapi perlu menyelesaikan persoalan yang ada dulu," jelasnya.
Aditya kemudian menambahkan, dalam penanganan bencana banjir yang biasanya terjadi di Kecamatan Cempaka dan Liang Anggang, pihaknya juga sudah meminta SKPD terkait supaya mengevaluasi infrastruktur yang diperlukan. Seperti embung, drainase dan sumur resapan.
"Termasuk pembagian pekerjaan. Mungkin ada yang bisa dikerjakan pusat, provinsi dan kota. Saya ingin ada perencanaan itu. Alhamdulilah SKPD sudah menjalankannya, termasuk mengundang para ahli untuk meminta masukan berkaitan dengan penanggulangan banjir," tambahnya.
Puas dengan jawaban Aditya-Wartono, Toto kemudian menanyakan topik lain. Yakni, terkait kebiasaan kepala daerah terpilih membawa gerbong untuk me-reshuffle kabinetnya. "Apakah Anda akan membawa gerbong baru juga, atau memaksimalkan yang ada?" tanya Toto.
Menjawab pertanyaan ini, Aditya menegaskan bahwa mereka bukan dari lingkungan birokrat. Yakni, politisi murni dari partai politik. Sehingga tidak punya gerbong untuk dibawa.
"Kalau pun melaksanakan reshuffle, kami akan profesional. Dengan mengevaluasi ASN berdasarkan kinerja dan track record pekerjaan mereka. Kalau bagus dan punya inovasi akan kami pertahankan, bahkan bisa dipromosikan," tegasnya.
Pada kesempatan itu, Toto juga menanyakan isu yang sedang hangat di Banjarbaru. Yakni, ihwal relokasi Pasar Bauntung ke lokasi yang baru. Toto meminta agar Wartono yang menjawab, karena pernah menjabat sebagai anggota dewan sehingga tahu betul bagaimana proses relokasi berjalan.
"Berdasarkan catatan kami, dari sekitar 800 pedagang baru ada sekitar 200 yang mendaftar untuk direlokasi. Apa yang akan dilakukan untuk membujuk pedagang? tanya Toto.
Wartono menuturkan bahwa pihaknya masih mencermati permasalahan ini dengan mengakomodir kepentingan semua pihak. Yakni, masyarakat, pedagang dan pemerintah. "Kita harus memikirkan semuanya. Jangan hanya melihat kepentingan pedagang atau pemerintah," tuturnya.
Di pengujung podcast, Toto menyinggung latar belakang Aditya sebagai politisi dan anak Rudy Ariffin yang merupakan mantan Bupati Banjar dan Gubernur Kalsel dua periode. Yang kemungkinan punya hasrat untuk maju dalam Pilgub Kalsel di periode mendatang.
"Apakah Wali Kota Banjarbaru jadi loncatan, apabila jalan terbuka maka bakal maju di Pilgub?" tanya Toto.
Kata Aditya, semua kemungkinan selalu ada. Tapi dirinya mengaku ingin fokus mngabdi dulu dan melayani masyarakat Banjarbaru. "Kalau ini bagus, maka ada nilai plus. Tapi kalau gagal maka minus. Kami fokus dulu, mudah-mudahan kami bisa membangun Kota Banjarbaru sesuai harapan masyarakat," harapnya. (ris/ran/ema)