Setiba di sana, Ari langsung diperiksa. Kartu identitasnya dicari-cari. "Setelah saya perlihatkan, dan mereka percaya saya mahasiswa, baru diizinkan kembali bergabung ke kawan-kawan yang lain," kisahnya.
Apa langkah selanjutnya? "Kami akan bawa tuntutan ini ke aliansi BEM nasional," tegas Rinaldi.
Acungkan Kartu Merah
Bertepatan dengan Hari Bhayangkara ke-75, mahasiswa UIN Antasari memberikan kado spesial. Massa membagikan kartu merah kepada aparat yang berjaga.
"Polisi mestinya mengayomi, bukan memukul, mencaci dan mengintimidasi yang menyampaikan aspirasi," cecar Yogi, salah seorang orator.
Tapi polisi tak bereaksi. Mereka tetap berjaga di barisannya.
Sampai berita ini ditulis, pukul 19.28 Wita, mahasiswa masih bertahan di lokasi. Mereka masih mencari-cari sosok Ketua DPRD Kalsel. Bahkan ada yang berkeras untuk bermalam di jalan.
Pandemi, Supian Hindari Kerumunan
Mengapa Ketua DPRD Kalsel, Supian HK tak keluar menemui pendemo?
Di depan wartawan, seusai rapat Badan Anggaran (Banggar) dengan Pemprov Kalsel, ia menegaskan aspirasi yang hendak disampaikan mahasiswa, sama saja dengan aksi-aksi sebelumnya.
Dalih lainnya, tak semua unjuk rasa harus diladeni ketua dewan. "Kan bisa dibantu komisi-komisi di sini," ujarnya.
Menurutnya, akan lebih pas isu KPK ditangani Komisi I yang membidangi urusan pemerintahan. "Kalau saya terus yang turun tangan, seolah-olah saya arogan karena urusan kedewanan dikerjakan sendiri," imbuhnya lagi.
Ditekannya, aspirasi mahasiswa sudah disampaikan ke Jakarta pada 22 Juni lalu. Pada akhirnya, putusan atas masalah ini berada di tangan kepala negara.
Situasi pandemi juga menjadi pertimbangan untuk menghindari kerumunan. "Saya sudah lansia, tergolong rawan tertular. Apalagi beberapa orang terdekat saya baru-baru ini juga dinyatakan positif, karena itu saya lebih baik menjaga diri," pungkas Supian.
9 Mahasiswa Sempat "Diambil"