• Senin, 22 Desember 2025

Geliat Bisnis Benda Pusaka di Banjarmasin, Disukai Tak Sekadar karena Hikmah

Photo Author
- Senin, 27 September 2021 | 13:11 WIB
TAHAP AKHIR: Rahman memoles keris yang telah selesai ditempa, kemarin (26/9). Proses pengampelasan itu menggunakan gerinda mesin. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN
TAHAP AKHIR: Rahman memoles keris yang telah selesai ditempa, kemarin (26/9). Proses pengampelasan itu menggunakan gerinda mesin. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN

Terpisah, tak surutnya bisnis benda pusaka juga dibenarkan Indra. Pegiat jual beli benda pusaka ini pun mengaku tak pernah mengalami kerugian. Meskipun di tengah pandemi.

Tapi ada pula yang beranggapan bahwa benda pusaka tidak melulu soal bisnis. Salah satunya, Adi Putra. Ia datang jauh-jauh dari Binuang, Kabupaten Tapin.

Dialah si pemesan keris berdhapur lurus Indrakusuma tadi. Dituturkannya, dirinya sudah lama menggandrungi benda pusaka lantaran ingin merawat seni tradisi.

“Di zaman sekarang yang serba modern, hanya segelintir orang yang mau dan mengerti," ucapnya.

Manfaat lain, mengoleksi benda-benda pusaka juga bisa mempererat tali silaturahmi. “Bertukar cerita, melihat koleksi satu sama lain. Itu mengasyikkan. Saya berharap, seni tradisi seperti ini tak hilang ditelan zaman," tutupnya.

Manfaatkan Medsos untuk Jual Beli

MENDUKUNG pemesanan hingga penjualan, perajin juga mesti melek teknologi. Media sosial juga dimanfaatkan untuk promosi.

Di Kalsel, setidaknya ada lebih dari lima akun grup Facebook yang menjadi wadah pehobi benda pusaka berkumpul. Dari yang hanya sekadar grup silaturahmi, hingga grup jual beli.

Pantauan Radar Banjarmasin, setiap hari di dalam grup itu selalu ada transaksi. Mekanismenya, ada yang memposting foto atau video barang jualan, lengkap dengan nomor ponsel si penjual.

Ambil contoh, di akun grup Pusaka Banjar Nang Langkar dan Bursa Wasi Aji Kalimantan. Pada dua akun itu saja, tiap harinya ada berpuluh-puluh postingan benda pusaka.

“Biasanya, si penjual menuliskan kalimat: minat, silakan inbox. Atau hubungi nomor yang tertera. Di situ, calon pembeli bisa bertanya-tanya hingga melakukan negosiasi," jelas salah seorang pegiat benda pusaka, Irwan.

"Apabila sudah terjual atau termahar, si penjual biasanya tinggal menuliskannya di kolom komentar bahwa barang itu sudah laku. Soal harga itu bervariatif, mulai dari Rp100 ribu hingga jutaan," tambahnya.

Cara itu juga kerap ditempuh Rahman. Perajin benda pusaka yang tak lain adalah anak dari Empu Amin.

Umumnya, yang dilakukannya adalah dengan memposting video benda pusaka yang baru saja selesai dibuat.

"Dengan video, pelanggan yang berminat bisa melihat dengan jelas benda yang ditawarkan," ungkapnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kabupaten Banjar Sumbang Kasus HIV Tertinggi di Kalsel

Jumat, 12 Desember 2025 | 11:10 WIB
X