Ditanya apakah ada petugas kebersihan yang datang mengangkut sampah, Nisfaidah menjawab ada. Tapi kerap kesiangan.
"Diangkutnya malah berbarengan dengan anak-anak turun ke sekolah. Sekitar pukul 7.30," ujarnya. "Seharusanya bisa lebih pagi. Jadi ketika anak-anak masuk, lingkungan sudah bersih," sambungnya.
TK ini pernah mengadukan kondisi ini kepada DLH melalui sebuah surat.
Tak lama, camat setempat menggelar gotong-royong untuk bersih-bersih. “Tapi kan tak bertahan lama. Sampah kembali menumpuk. Mungkin karena masyarakatnya atau apa, saya kurang tahu,” tukasnya.
Sementara Ketua RT 33 Teluk Dalam, M Nur Hasyim, mencurigai para pemulung turut mengobok-obok sampah di TPS. “Tampaknya yang membuang sampah bukan hanya warga kami, tapi juga ada warga dari luar," ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala DLH Banjarmasin, Mukhyar membantah bahwa petugas pengangkut sampahnya datang kesiangan. Diingatkannya, bawahannya sudah bekerja dua kali dalam sehari. Pada malam hari dan pagi dini hari.
“Tumpukan sampah itu disebabkan oknum warga yang membuang sampah pada pagi hari. Coba masyarakatnya belajar tertib membuang sampah sesuai jam yang diatur. Tumpukan takkan muncul," cecarnya. (war/at/fud)