Soal tarif, sewa satu jam dipatok Rp10 ribu. “Tapi kalau anak-anak, ingin menyewa setengah jam pun kami terima,” tukasnya.
Demi keamanan, disyaratkan bagi si calon penyewa harus bisa berenang. Tanpa terkecuali. Mau anak-anak maupun orang dewasa.
"Khusus anak-anak, meskipun lihai berenang, kami tekankan untuk memakai life jacket," ucapnya.
Untuk rute tidak jauh-jauh. Khawatirnya malah keterusan sampai ke Muara Kelayan. Atau bahkan ke Sungai Martapura. "Tapi dijamin aman, karena kami juga mengawasi," jaminnya.
Sepeda air yang dibuat Abdussalam dan kakaknya kokoh. Terbukti, meski terombang-ambing dihantam gelombang, sepeda itu justru tak oleng.
Dari segi bahan yang dipakai, sepeda dibuat dari batang dan pelat besi yang dilas. Lengkap dengan setang sepeda, rantai juga girnya. Agar bisa mengapung dengan stabil, sisi kiri dan kanan dipasangi jeriken.
Jangan khawatir soal ketiadaan rem. Karena bisa dikayuh mundur. Bahkan agar tak kepanasan atau kehujanan, juga dipasangi atap yang bisa buka tutup.
Kemudian, agar lebih menarik, bodi sepeda juga dicat. Ada yang motifnya loreng-loreng, ada pula bergambar superhero seperti Superman.
“Rencananya, sepeda ini nantinya juga dipasangi aki. Biar dipasangi lampu penerangan dan bisa dikayuh malam hari," jelas Abdussalam.
Disinggung soal ongkos dan lama pembuatan, dia hanya menyebutkan jutaan rupiah dan dua pekan.
"Tak apa-apa keluar biaya. Upaya menyemarakkan wisata susur sungai. Syukur-syukur bisa mengenalkan daerah," tuntasnya.
Dari kejauhan, dua pemuda yang tadi menyewa sepeda air itu mendekat. Memarkirkan sepedanya di tepi sungai.
"Seru, tapi capek juga. Ternyata lebih susah bersepeda di air ketimbang di darat. Soalnya melawan arus," kata M Noor, salah seorang pemuda.
Terkait soal keamanan, Noor mengaku tak khawatir. Dia merasakan kekokohan sepeda itu.
"Berdiri di sisi kiri atau kanan sepeda pun tak masalah. Kalau ada waktu senggang, saya ingin mengajak istri kemari. Pacaran dulu," tuntas warga Jalan KS Tubun itu seraya tersenyum. (fud/ema)