• Senin, 22 Desember 2025

Di Banjarbaru DBD Semakin Mengkhawatirkan, Puluhan Kasus Bertambah dalam Sepekan

Photo Author
- Sabtu, 10 Februari 2024 | 12:00 WIB
FOGGING: Lingkungan Mapolres Banjarbaru dilakukan pengasapan untuk membasmi nyamuk pembawa virus DBD di lingkungan kerja. (FOTO: HUMAS POLRES BANJARBARU UNTUK RADAR BANJARMASIN)
FOGGING: Lingkungan Mapolres Banjarbaru dilakukan pengasapan untuk membasmi nyamuk pembawa virus DBD di lingkungan kerja. (FOTO: HUMAS POLRES BANJARBARU UNTUK RADAR BANJARMASIN)

Ini perlu jadi perhatian masyarakat Banjarbaru. Penyakit DBD semakin mengkhawatirkan, seiring jumlah kasusnya yang terus melonjak.

     ****
BANJARBARU - Peringatan waspada Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang dikeluarkan Wali Kota Banjarbaru, Aditya Mufti Ariffin sepekan lalu, memang patut jadi perhatian semua pihak.

Pada 2024, per 24 Januari saja, Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjarbaru mencatat sudah ada 125 kasus DBD ditemukan. Ironisnya, penderitanya didominasi oleh anak-anak.

Sepekan kemudian, ternyata terjadi penambahan 23 kasus. Sehingga per 5 Februari 2024, jumlah temuan penyakit DBD di Kota Idaman ini sudah menyentuh angka 148 kasus.

Baca Juga: DBD Melonjak di Banjarmasin, Wali Kota Banjarmasin Terbitkan Edaran

Kepala Dinkes Banjarbaru, dr Juhai Triyanti membeberkan, penambahan ini datang dari temuan kasus penyakit yang ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes Aegypti, yang tersebar di 10 kelurahan. “Yang paling dominan terjadi di Kelurahan Mentaos, Kecamatan Banjarbaru Utara,” ucap Juhai, Rabu (7/2) siang.

Benar saja, berdasarkan data yang masuk, dalam sepekan Dinkes mencatat ada 5 kasus tambahan di Kelurahan Mentaos. Kemudian disusul oleh Kelurahan Guntung Manggis dengan 4 kasus tambahan. Sedangkan kelurahan lainnya hanya bertambah 1 sampai 2 kasus.

Angka ini tentunya membuat kejadian atau Insidens Rate (IR) untuk kasus DBD di Banjarbaru meningkat. “Sekarang IR DBD mencapai 8,4 per 100.000 orang penduduk,” ujarnya.

Baca Juga: Tiga Pasien DBD di HST Meninggal Dunia, 2 Dewasa dan Satu Bayi

Karena itulah Juhai meminta agar kondisi ini harus diatensi oleh seluruh pihak dan kembali menjalankan Gertak Bapuputik (Gerakan Serentak Sapu dan Punahkan Jentik). Sebab menurutnya sebaran DBD tidak akan tertangani jika masih ada tempat untuk nyamuk bersarang. “Kita harus gencar membasmi jentik, karena fogging hanya mematikan nyamuk dewasa, sedangkan jentiknya terus berkembang,” tandasnya.

Sementara itu, informasi tingginya penambahan kasus DBD di Kelurahan Mentaos, Kecamatan Banjarbaru Utara langsung ditindaklanjuti. Kamis (8/2) pagi, warga setempat bersama pihak kelurahan dan Puskesmas bergotong royong untuk membersihkan lingkungan sekitar.

"Memang ada ditemukan beberapa tempat penyebaran nyamuk di sekitar rumah warga. Tadi sudah kami bersihkan, untuk selanjutnya dibuang ke tempat sampah," kata Lurah Mentaos, Ciptadi.

Agar warga di wilayahnya bisa terbebas dari DBD, Ciptadi mengaku akan rutin melaksanakan Gertak Bapuputik di setiap pekannya. "Semoga dengan kegiatan ini bisa memberikan dampak positif, untuk mengurangi jumlah korban DBD di Kelurahan Mentaos," harapnya.

Kantor Polisi pun Diasapi

Tak hanya di lingkungan masyarakat, pencegahan penyebaran DBD juga dilaksanakan di Mapolres Banjarbaru.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kabupaten Banjar Sumbang Kasus HIV Tertinggi di Kalsel

Jumat, 12 Desember 2025 | 11:10 WIB
X