Sejak Januari sampai Februari 2024, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) meningkat dan menjadi ancaman masyarakat di Hulu Sungai Utara (HSU). Tercatat, sejak awal 2024, Dinkes HSU telah menemukan 63 kasus DBD. Dari jumlah itu, satu warga dilaporkan meninggal dunia akibat penyakit ini.
Kepala Dinkes HSU, dr Moch Yandi Friyadi, melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Fajeri mengungkapkan, kenaikan kasus DBD memang selalu terjadi pada awal tahun. Penyebabnya peralihan musim dari kemarau ke penghujan. “Ada tren kenaikan setiap awal tahun. Terjadi hampir di semua daerah, bukan di Kabupaten HSU saja,” jawab Fajeri pada media ini.
Baca Juga: Kapolresta Banjarmasin Sebut Penganiayaan Caleg Tidak Politis tapi Dendam
Untuk di Kabupaten HSU, warga terserang DBD paling banyak di wilayah Kelurahan Sungai Malang, Kecamatan Amuntai Tengah. “Upaya pencegahan terus dilakukan pemerintah daerah lewat Dinkes HSU, untuk menghadapi serangan ataupun lonjakan kasus DBD,” ujarnya.
"Baik melalui edaran bupati, penanganan langsung, dan keterlibatan oleh masyarakat, seperti survei jentik nyamuk dan pemberantasan sarang nyamuk secara berkala," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Sungai Malang, dr Agus menyampaikan, untuk pencegahan DBD yang lebih masif tidak hanya sasaran ke masyarakat dan fasilitas kesehatan, tapi juga aksi.
Aksi tersebut, berupa pemberantasan sarang nyamuk atau PSN dan penerapan 3M Plus meliputi, menguras, menutup dan mengubur barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk penyebab DBD. “Bagi masyarakat dapat menggunakan lotion anti nyamuk baik pagi dan sore, dimana nyamuk DBD cenderung beraktivitas,” pesannya.
Terakhir, pemberantasan tidak hanya dilakukan dengan cara Fogging. Tapi juga memberantas telur nyamuknya.
Sebaran DBD di HSU pada 2024
-Kecamatan Amuntai Tengah: 40 kasus DBD
-Kecamatan Danau Panggang: 21 kasus DBD
-Kecamatan Paminggir: 2 kasus