Rumah kayu milik Ahmad (70) masih terendam banjir. Dialami warga Tanjung Rema, Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar itu sejak beberapa waktu lalu.
Banjir tersebut masuk hingga ke dalam rumah. Segala perabotan rumah tangga milik Ahmad dan istri telah dinaikkan ke lokasi yang lebih tinggi. "Sudah beberapa Minggu banjir masuk ke rumah. Karena hujan deras terus," ucap Ahmad dengan terbata-bata.
Ahmad bercerita rumahnya memang langganan banjir. Posisi rumahnya cukup rendah. "Dinding-dinding rumah banyak yang lapuk. Jadi banyak yang berlubang," sebutnya.
Ahmad pernah memilih tidur di sebuah sampan daripada harus meninggalkan rumah ketika Kalsel dilanda banjir sangat tinggi pada 2021 lalu. "Sebelum sakit, pas banjir 2021 itu, saya tidur di sampan. Yang lain pindah ke tempat tinggi," cerita Ahmad.
Ahmad berharap mendapat bantuan dari pemerintah daerah, baik itu berupa bahan pokok, maupun tongkat atau tiang agar dapat meninggikan rumahnya. "Biar tidak terendam lagi," harapnya.
Bhabinkamtibmas Tanjung Rema, Anton mengatakan tingginya curah hujan belakangan ini, menyebabkan beberapa rumah di Tanjung Rema kebanjiran. "Kurang lebih 3 rumah yang kebanjiran masuk sampai ke dalam rumah. Sementara yang tergenang hingga di teras mencapai 20 rumah lebih," sebut Anton.
Ketinggian air dibanding sepekan lalu, sudah mulai surut. Sebelumnya mencapai lutut orang dewasa. "Selain jalanan gang licin berlumut, rumah warga yang berbahan bukan kayu ulin cepat lapuk, karena lama terendam di dalam air. Perlu perbaikan," ucap Anton turut menyuarakan keluhan warga.
Warga terdampak banjir sudah didata oleh pihak desa setempat. "Kita dari kepolisian ada memberikan bantuan sembako secukupnya untuk warga yang rumahnya terendam hingga masuk ke dalam rumah. Ada juga memberikan bantuan untuk lansia," ungkap Pabhabin—sapaan akrabnya.
Pabhabin berpesan untuk warga Tanjung Rema yang terdampak banjir, harap bersabar dan jaga kesehatan. "Semoga banjir lekas surut. Kita dari kepolisian berusaha semaksimal mungkin membantu warga yang terdampak banjir," ucapnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar, Warsita mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan koordinasi kepada semua pihak terkait penanganan bencana banjir. "Tim dari posko gabungan yang terdiri dari Tim TRC yakni BPBD, TNI, Polri, dan relawan selama 24 jam selalu monitor perkembangan ketinggian air, dan selalu melayani masyarakat," ujar Warsita.
Bagi masyarakat terdampak banjir bisa langsung melaporkan ke posko induk atau ke Pusdalops. Warsita menegaskan laporan itu akan segera ditindaklanjuti. "Terima kasih kepada stakeholder atas kerja sama dan informasinya. Mohon doanya, semoga cuaca bersahabat dan air segera surut," ucapnya.
4 Kecamatan Paling Rawan
Analis Iklim Staklim Kelas I BMKG Kalsel, Muhammad Arif Rahman mengatakan bahwa beberapa hari terakhir sejak tanggal 28 Februari - 6 Maret 2024, curah hujan harian di sekitar Cempaka umumnya dalam intensitas ringan (kurang dari 20 mm/hari) hingga lebat (50-100 mm/hari).
Namun, terdapat beberapa hari dengan kondisi hujan lebat, yaitu pada tanggal 29 Februari, 1 Maret, dan 2 Maret 2024, diikuti dengan kondisi hujan harian ringan (kurang dari 20 mm/hari) hingga sedang (20-50 mm/hari). “Data itu dari analisis yang kami lakukan dengan menggabungkan data pos hujan dan data satelit GSMaP untuk wilayah Cempaka, Banjarbaru,” ungkapnya.