• Senin, 22 Desember 2025

Pelabuhan Murung Keraton di Martapura Dulunya Ramai Karena Ini, Sekarang?

Photo Author
- Kamis, 14 Maret 2024 | 12:00 WIB
DISIRING: Kondisi Pelabuhan Murung Keraton yang tak beroperasi lagi. (FOTO: SHEILLA FARAZELA/RADAR BANJARMASIN)
DISIRING: Kondisi Pelabuhan Murung Keraton yang tak beroperasi lagi. (FOTO: SHEILLA FARAZELA/RADAR BANJARMASIN)

 

Pelabuhan Murung Keraton nyaris mati suri. Pelabuhan yang berlokasi di Kelurahan Murung Keraton, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar itu kini tak lagi beroperasi. Pelabuhan bersebelahan dengan kawasan Pasar Tradisional Bauntung Batuah Martapura itu hanya digunakan setahun sekali. Demi menyambut tamu Haul Abah Guru Sekumpul melalui jalur sungai.

"Haul ke-19 Guru Sekumpul tadi, sebanyak 500 kapal bersandar di pelabuhan,” ungkap Pembakal Desa Murung Kenanga, Hifzil Khair. 

Pelabuhan Murung Keraton yang berada di seberang desanya tersebut diperkirakan sudah tak beroperasi sejak tahun 2000. "Dulunya di pelabuhan ini kegiatan bongkar muat dagangan dari berbagai daerah. Menambat (perahu, red) ke pelabuhan ini, membawa barang dagangan menuju Pasar Martapura," ujar Hifzil.

Baca Juga: Kayutangi Banjarmasin Jadi Pusat Kos Mahasiswa, Ini Dampaknya..

Pengoperasian pelabuhan ini sudah tidak memungkinkan. “Selain biaya transportasi jalur sungai yang mahal, kondisi arus lalu lintas di darat pun sudah mulus sekarang," bandingnya.  Hifzil menceritakan semasa kecil, pelabuhan itu untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

"Waktu kecil, saya sering membantu ibu berjualan. Di pelabuhan itu banyak masyarakat yang membawa dagangannya menggunakan transportasi air untuk dijajakan ke Pasar Martapura," ingatnya.

Hifzil menjelaskan bahwa kondisi pelabuhan dulunya hanya sebatas kayu ulin. Di bawahnya terdapat lantai bertangga. "Sekarang pelabuhannya sudah disiring. Lantai bawah pelabuhan pun sudah tidak ada, karena menyempitnya sungai dan terpaksa dibongkar," bebernya.

Menurutnya, dulu sungai dikeruk manual oleh pengusaha penjual pasir. Sekarang sudah tidak lagi pengusahanya. Kondisi sungai pun banyak yang dangkal. “Setiap tahun air naik, dan banjir," tambahnya.

Seiring perkembangan zaman, wilayah yang dikhususkan untuk Pelabuhan Murung Keraton sudah dipenuhi dengan rumah-rumah warga. Tepat di depan pelabuhan itu juga didirikan musala untuk beribadah.

Pedagang di Pasar Martapura, Safriah (75) bercerita bahwa sebelum akses darat mulus seperti sekarang, banyak pedagang yang lalu lalang menambatkan perahu di situ. "Dahulu Pasar Martapura ini pusatnya pasar. Sementara pelabuhan Murung Keraton itu lokasinya bersebelahan dengan pasar, jadi padat bongkar muat barang," kenangnya.

Safriah dulunya seorang penjual ikan dari Riam Kanan. Ia menjajakan jualannya ke Pasar Martapura. "Yang dari Jejangkit, Banjarmasin, dan Kapuas membawa barang lewat pelabuhan untuk dijajakan ke pasar. Sekarang sudah tidak ada lagi, karena banyaknya pasar modern,” sebutnya. “Mudahnya akses darat, jadi pelabuhan itu sudah tidak beroperasi lagi," simpulnya. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kabupaten Banjar Sumbang Kasus HIV Tertinggi di Kalsel

Jumat, 12 Desember 2025 | 11:10 WIB
X