• Senin, 22 Desember 2025

Unik, Ada 11 Tahapan Kalau Ingin Menikah dengan Adat Banjar

Photo Author
- Minggu, 7 April 2024 | 18:00 WIB
CIUM TANGAN: Salah satu prosesi pernikahan dalam adat masyarakat Banjar (FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN)
CIUM TANGAN: Salah satu prosesi pernikahan dalam adat masyarakat Banjar (FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN)

Dalam adat masyarakat Banjar, setidaknya ada 11 tahapan yang harus dilalui ketika seseorang ingin menikah. Adat ini menandakan bahwa masyarakat Banjar sangat berhati-hati dalam memilih pasangan hidup. Sebab ada 11 prosesi adat yang harus dilewati seorang bujang ketika ingin melepas masa lajangnya.

Adat itu meliputi beberapa kegiatan yang disebut Basasuluh, Badatang, Bapapayuan, Maatar Patalian, Baantaran Jujuran, dan Banikahan itu sendiri. Setelah itu masih ada prosesi yang harus dilalui, yakni Bapingit, Badudus, Mahias Pengantin, Batatai, dan yang terakhir adalah Bajagaan Pengantin. 

Anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kalsel, Mursalin mengatakan banyaknya prosesi adat yang harus dilalui seorang pengantin ini menandakan bahwa masyarakat Banjar sangat berhati-hati dalam mempersiapkan pelaksanaan pernikahan, dan hati-hati dalam menjaga perasaan panitia pernikahan.

Kehati-hatian dalam memilih pasangan itu tergambar dari proses Basusuluh. Sebab dalam prosesi ini ada orang yang ditugaskan untuk mengamati calon pasangannya. Seperti melakukan semacam observasi dan pengumpulan data. “Dari kegiatan itu, kita bisa menimbang-nimbang pilihan kita. Cocok, atau tidak,” ucapnya.

Dengan melewati proses ini, jelas Mursalin, menandakan bahwa masyarakat Banjar tidak sembarangan memilih pasangan. “Sekaligus memastikan, apakah calon itu sudah Batali (terikat pernikahan dengan orang lain), atau belum,” jelasnya.

Jika sudah fix dan dirasa cocok, maka calon pengantin pria langsung Badatang ke keluarga mempelai perempuan guna menyampaikan maksud. “Jika diterima lamarannya, lalu Bapapayuan jujuran. Batatawaran, kira-kira berapa mahar pernikahan yang cocok dan disepakati kedua belah pihak,” jelasnya lagi.

Biasanya semua prosesi ini dianggap beres dan dapat diprediksi jika proses Basasuluhnya berjalan aman. Artinya dari proses Basusuluh itu membuat semuanya jelas, dan bisa diprediksi apakah status calonnya itu memang berstatus bujang, sifatnya cocok dengan calon mempelai, keluarganya seperti apa, serta apakah ada potensi ‘mamintai larang’.

“Terpenting adalah ilmu, pengamalan, dan ketaatan agamanya seperti apa. Maklum Urang Banjar ini memang dikenal agamais, sehingga dulu patokannya cenderung melihat agamanya,” paparnya.

Jika benar-benar sudah beres, lalu terlaksana maantar tanda jadi yang disebut Patalian atau Pananali untuk mengikat hubungan antar calon. “Makanya orang yang sudah punya calon dalam istilah Banjar disebut sebagai ‘sudah batali’,” jelasnya.

Selain Pananali, sekaligus mengantar mahar atau uang jujuran. Uang jujuran biasanya ditaruh dalam balanai yang hawanya dingin. “Tujuannya supaya calon pengantin jika terjadi masalah rumah tangga, bisa diselesaikan dengan kepala dingin,” katanya.

Si calon laki-laki juga disyaratkan membawa anak pohon pisang. Filosofinya supaya hubungan mereka selalu dilandasi kepala dingin seperti batang pisang, dan punya banyak anak seperti halnya tunas-tunas pisang.

Lalu, kelapa yang bertunas supaya rumah tangganya panjang seperti halnya batang kelapa, tahan dari berbagai macam terpaan masalah, dan mampu beradaptasi.

Hati-hati dalam mengalihkan status ini tergambar dalam acara nikah, bapingit, badudus, mahias pangantin, maarak, batatai. Semua ini adalah prosesi yang paling sakral dan paling banyak sesajennya.

Bapingit ini maksudnya pengantin tidak boleh pergi ke mana-mana dulu. Karena disebut manis dagingan, rawan diganggu makhluk halus. Makanya harus dipingit dan disediakan sesajen untuk menghindari itu.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kabupaten Banjar Sumbang Kasus HIV Tertinggi di Kalsel

Jumat, 12 Desember 2025 | 11:10 WIB
X