Jalan lingkar Kapar-Walangsi di Hulu Sungai Tengah (HST) kehilangan rasa aman. Jalan ini tak lagi digunakan masyarakat umum saja. Truk bermuatan batu bara kian melenggang dengan bebas. Sekitar pukul 10.00 pagi, truk-truk tersebut mulai berseliweran menuju arah Kabupaten Balangan. Biasanya mereka parkir di pinggir jalan sebelum berangkat.
Salah satu pedagang di sana mengatakan, pemandangan seperti ini sudah biasa. Tapi, ia merasa senang mendapat rezeki dengan adanya para sopir tersebut. "Nanti sore mereka (sopir truk) mampir lagi ke sini untuk minum. Setelah itu lanjut jalan menuju ke arah Kabupaten Tapin," ujarnya.
Pedagang tersebut buka sejak jam 08.00 Wita. Biasanya tutup pukul 18.00 Wita. Dalam rentan waktu tersebut, tempatnya dijadikan persinggahan para sopir untuk melepas dahaga. "Tidak tahu pasti jumlahnya berapa. Tapi, banyak saja orangnya," jelasnya.
Pada Kamis 18 April, seorang netizen membagikan pengalamannya lewat jalan Kapar Walangsi di media sosial @irin_hst. Videonya viral.
Dalam unggahannya itu terlihat belasan truk yang dinarasikan bermuatan batu bara dengan ditutup terpal sedang parkir di pinggir jalan. Sebenarnya cukup mudah untuk mengetahui truk tersebut digunakan untuk mengangkut batu bara atau tidak. Lihat saja tutup dump truk bagian belakang. Di sana masih ada sisa-sisa batu bara yang tertinggal.
Pantauan Radar Banjarmasin di lapangan pada Sabtu tadi, ada beberapa truk bermuatan ditutup terpal sedang parkir. Ternyata truk-truk tersebut memang bermuatan batu bara.
Fakta lainnya, salah satu truk muatan batu bara pernah mengalami kecelakaan di Jalan Kapar Walangsi pada Jumat (5/4) sekitar pukul 18.00 Wita. Muatannya tumpah ke jalan. Penyebabnya baut roda lepas.
Salah satu warga Barabai yang mengetahui praktik angkutan batu bara ini bernama Riyadi. Ia warga Desa Gambah, Kecamatan Barabai. Riyadi punya informasi bahwa batu bara tersebut diduga berasal dari tambang di Kabupaten Balangan.
Lokasi persisnya ada di tiga desa. Desa Kaladan, Desa Gampa, dan Desa Lingsir, Kecamatan Paringin Selatan. "Itu tambang ilegal," tebaknya, Sabtu (20/4).
Para sopir truk sebelum mengambil muatan batu bara, setiap sore biasanya memarkirkan kendaraannya di wilayah Desa Gampa. Mereka menunggu giliran masuk ke dalam area tambang. "Sesudah keluar area tambang, para sopir truk saling menunggu untuk berangkat. Ini terlihat seperti ada rombongan truk pengangkut batu bara," bebernya.
"Truk-truk tersebut, membawa muatannya menuju Binuang, Kabupaten Tapin. Di sana ada stockpile batu bara yang menampung hasil tambang tersebut," jelasnya. Jalan Kapar Walangsi hanya dijadikan sebagai jalur perlintasan menuju ke stockpile batu bara.
Meskipun demikian, dampak keberadaan truk tersebut sangat membahayakan. "Bisa mengganggu pengendara lain, bahkan berpotensi memicu kecelakaan," ucapnya.
Kenapa truk muatan batu bara bisa lewat Jalan Kapar Walangsi dengan bebas? Status Jalan Kapar Walangsi bukan jalan milik kabupaten. Melainkan jalan nasional yang dibiayai menggunakan APBN.
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Sumber: Radar Banjarmasin