Keluarga besar MS (35) masih dilanda kesedihan setelah peristiwa dugaan malpraktik oleh tenaga medis di RSUD Ulin Banjarmasin. Menyebabkan kepala bayi putus dalam proses persalinan.
****
BANJARMASIN – Kediaman MS dikunjungi di kawasan Basirih, Banjarmasin Barat. Sang ibu dari bayi malang sore itu, terlihat mengenakan daster warna abu-abu bermotif. Kondisinya masih terlihat pucat dan kesakitan, jalannya pun belum normal karena masih terasa nyeri.
"Iya ini masih ada rasa nyeri karena jahitan. Baru dua hari saya keluar rumah sakit Bhayangkara, setelah penanganan karena infeksi. Ini masih pemulihan," ucapnya sembari duduk, kemarin (26/4).
Ia mengajak masuk ke rumah orang tuanya, persis bersebelahan rumah dengannya. "Kita ngobrol di rumah ayah saja ya. Maklum rumah saya kecil, jadi lebih nyaman di rumah ayah saya, sedikit besar," katanya.
Menuju rumah MS memasuki gang kecil yang buntu tanpa nama. Di depannya ada alkah keluarga. Di lokasi itulah jasad anak laki-lakinya yang menjadi dugaan malpraktik oleh tenaga medis RSUD Ulin Banjarmasin. MS menceritakan panjang lebar bagaimana kronologinya sebelum musibah itu menimpa.
Minggu (14/4) dini hari, sekitar pukul 03.00 Wita, tanda-tanda kelahiran putranya sudah keluar. Ia mengabarkan kepada suaminya, dan dibawalah ke RS Sultan Suriansyah Banjarmasin.
Sesampai di sana, petugas rumah sakit mengatakan bahwa ruangan semua penuh. Lantas diarahkan rujukan ke RSUD Ulin Banjarmasin. "Dari rumah sudah rembes air ketuban. Kenapa ke sana (RS Sultan Suriansyah, red), karena setiap bulannya kami melakukan pemeriksaan kondisi kandungan," bebernya.
Menaiki motor, ia dan suami melaju ke RSUD Ulin Banjarmasin. Sesampai di RS Ulin, dilakukan pemeriksaan oleh dokter. Mereka baru mengetahui bahwa kondisi bayi sungsang.
Menurut MS, semua dilakukan dokternya tanpa memberikan pilihan, tindakan apa yang akan dilakukan dengan kondisi bayinya. Mereka langsung melakukan tindakan. Kata salah satu petugas, pembukaan lengkap. Kakinya mau keluar. Saat itu juga masih kontraksi. “Saya diperintahkan untuk mengejan, setelah itu keluar bayinya," ceritanya.
Keluarga memastikan kondisi bayi masih hidup sebelum peristiwa itu terjadi. Dari rumah, si bayi di dalam perut bergerak-gerak. Perutnya juga benjol-benjol karena pergerakan bayi. "Tidak sadar saya kepala bayi kami lepas saat proses persalinan. Yang melihat suami saya langsung. Tetapi setelah itu disuruh keluar, tinggal saya yang di dalam dengan dokter,” ungkapnya. “Malah saya mengira bayinya masih di dalam, karena merasa ada tangan yang masuk," tuturnya.