Prokal.co - Masyarakat Banjar mempunyai kekayaan khazanah budaya yang beraneka ragam. Salah satunya di bidang tradisi tutur.
Tradisi tutur ini telah turun-temurun dilestarikan dan dikembangkan hingga saat ini. Tradisi tutur Banjar itu sendiri ada yang berjenis puisi seperti pantun, mantra, lamut, madihin, peribahasa, ungkapan, dan lain-lain.
Salah satu jenis puisi lama seperti yang disebutkan di atas adalah mantra. Mantra Banjar sangat beraneka ragam. Salah satunya mantra pirunduk.
Pirunduk adalah mantra yang digunakan untuk menundukkan orang lain. Ini termasuk Mantra ilmu hitam.
Dikutip dari laman Pustaka Banjar, ilmu ini sering dipakai biasanya oleh perempuan yang sakit hati karena suaminya kawin lagi, atau bila ingin merebut suami orang.
Pirunduk memakai media makanan yang diberikan kepada suami. "Dengan syarat, harus sang istri langsung yang menyiapkan makanan tersebut yang ingin diisi pirunduk," tulis Pustaka Banjar.
Makanan itu pun harus dimakan sendiri oleh suaminya, tidak boleh ada orang lain.
Suami yang termakan pirunduk akan rela meninggalkan istri tuanya, atau lebih sayang dengan si pemberi pirunduk.
Dampaknya tidak bisa melepaskan diri dari berbagai keinginan dari sang pemberi pirunduk.
Mantra pirunduk tidak serta merta bisa diucapkan begitu saja. Ada guru yang menurunkan. Apalagi tentu ada akibat dari perbuatan ini.
Biasanya guru akan bertanya kepada si murid tentang persyaratan dan apakah siap menanggung akibat yang akan dialami.
Setelah semua persyaratan dipenuhi, mantra dan sumpah pirunduk akan diturunkan sang guru. Perantara makanannya harus dari yang kotor-kotor dari tubuh si perempuan.
Akhir hidup perempuan yang mengamalkan pirunduk jika ia berumur pendek maka akan mati akibat kecelakaan atau terserang penyakit mematikan.
Sedangkan jika berumur panjang, ia akan terus hidup hingga tua renta sampai tidak berdaya lagi. Tubuh dan ruhnya berada dalam kondisi hidup dan mati.