• Senin, 22 Desember 2025

Tahulah Pian, Asal Nama Lampihong Ternyata Dari Benda Buatan Cina Ini

Photo Author
- Minggu, 2 Juni 2024 | 13:00 WIB
TUGU: Gula habang ikon kebanggaan warga Lampihong, Balangan.
TUGU: Gula habang ikon kebanggaan warga Lampihong, Balangan.

Prokal.co -  Tahulah pian, Lampihong merupakan satu dari delapan kecamatan yang ada di Kabupaten Balangan.

Pada zaman kolonial, wilayah Lampihong yang disebut dengan nama Banua Lampihong, bersama Banua Tanah Habang dan Banua Kusambi, masuk dalam Distrik Balangan. 

Distrik Balangan adalah bekas distrik (kawedanan) yang merupakan bagian dari wilayah administratif Onderafdeeling Alabio.

Diyakini jika di masa silam wilayah Lampihong, khususnya yang kini masuk wilayah Desa Desa Simpang Tiga, Lampihong Kiri, Lampihong Kanan dan Hilir Pasar menjadi wilayah sentra ekonomi, dan tempat tinggal para saudagar karet pada masa lalu.

Lampihong sebagai sentra aktivitas ekonomi tidak terlepas dari faktor geografisnya. Keberadaan Sungai Batang Balangan merupakan penghubung dengan wilayah Amuntai. Sedangkan jalur darat Paringin tumbuh menjadi perlintasan yang menghubungkan Barabai dengan Tanjung.

Sebagai sentra ekonomi, wilayah Lampihong selain ditempati komunitas pribumi, juga ditempati oleh komunitas Belanda, Cina dan India.

Bahkan komunitas Cina bermukim hingga pascakemerdekaan. Pada dekade 1960-an masih ada pertokoan milik warga etnis Cina tersebut.

Pamong Sejarah dan Budaya Disdikbud Balangan, Halianur menuturkan asal usul nama Lampihong sendiri diyakini berasal dari logat (aksen/dialek) bahasa Cina yakni Lam-pi-hong.

Tapi ada juga yang menceritakan jika nama Lampihong ini berasal dari kata lampion. Lampu hias khas etnis Cina itu banyak dipasang orang Cina yang bermukim di daerah tersebut.

"Secara budaya, keberadaan lampu lampion ini tidak terpisahkan dari warga etnis Cina," ucapnya, Selasa (28/5) sore.

Lampion menjadi semacam atribut budaya yang menandai peralihan tahun dalam penanggalan Tionghoa. Kata lampion dalam bahasa Mandarin disebut denglong, yang bermakna "menerangi".

Warna merah pada lampion melambangkan kemakmuran, kesatuan, dan rezeki. Karenanya masyarakat Tionghoa percaya bahwa lampion memberi jalan dan menerangi rezeki penggunanya.

Itu sebabnya lampion selalu ada, terutama pada perayaan-perayaan besar, seperti tahun baru Imlek.

Dengan pemasangan lampion ini bagi orang Cina yang beragama Konghucu berharap selalu mendapat keberhasilan di tahun-tahun mendatang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Radar Banjarmasin

Rekomendasi

Terkini

Kabupaten Banjar Sumbang Kasus HIV Tertinggi di Kalsel

Jumat, 12 Desember 2025 | 11:10 WIB
X