Selain bangunan rumah kuno, keberadaan Lampihong sebagai kawasan pusat ekonomi juga bisa ditelusuri lewat sisa-sisa kejayaan perdagangan karet tempo dulu. Salah satunya, adanya bekas dermaga atau disebut boom.
"Lokasi dermaga/boom ini tidak jauh dari Jembatan Besi (jembatan buatan Belanda, red), tepatnya arah ke hilir sungai Balangan," lanjut Halianur.
Bukti lain jika dahulunya Lampihong dihuni oleh komunitas Cina adalah masih eksisnya kesenian sisingaan di Kecamatan Lampihong.
Basisingaan atau sisingaan ini dulunya disebut orang dengan banaga-nagaan merupakan penampilan memainkan ornamen binatang berupa singa yang diiringi musik.
Kesenian ini sama seperti kesenian barongsai pada etnis Cina, hanya berbeda pada ornamen binatang yang dimainkan.
Basisingaan ini diyakini sebagai sebuah akulturasi kebudayaan penduduk lokal dengan penduduk Cina, sebab baik naga atau pun singa sama-sama menjadi binatang yang disakralkan oleh komunitas Cina.(*)