Beberapa video yang tersebar di media sosial (mendsos) menjadi viral dan menggegerkan masyarakat Kabupaten Barito Kuala (Batola). Yakni, video tentang beberapa orang pria berdiri di atas meja yang terlihat dalam keadaan hilang kendali seperti orang teler.
Padahal mereka itu peserta lomba burung berkicau yang dilaksanakan pada hari Minggu (7/7/2024) di Kompleks Agrabudi, Jalan Trans Kalimantan, Kecamatan Alalak, Kabupaten Batola yang digelar Polres Batola.
Baca Juga: Dua Pasien Mabuk Kecubung yang Dirawat di RSJ Sambang Lihum Meninggal Dunia, Dokter Bilang Begini
Dikonfirmasi, Kapolres Batola, AKBP Diaz Sasongko melalui Kasi Humas, Iptu Ma'rum menegaskan bahwa benar semua pria yang ada di dalam video tersebut adalah peserta lomba burung berkicau.
Namun, Ma'rum menuturkan video kegiatan lomba burung tersebut kemudian dikolase dengan beberapa video tentang fenomena maraknya fenomena mabuk kecubung. Sehingga, terjadi misinterpretasi di masyarakat terhadap video tersebut, karena orang dalam video viral tersebut diduga mabuk mengkonsumsi kecubung, zenith atau narkoba. Padahal ini tidak benar.
"Tidak benar adanya kegiatan seperti mabuk-mabukan obat-obatan atau kecubung, itu ulah oknum yang tak bertanggung jawab mengkolase video," sebut Ma'rum.
Di Medsos, beberapa video memperlihatkan seorang dalam kondisi linglung dan halusinasi yang diduga dalam kondisi mabuk kecubung. "Nah, postingan video viral di medsos, dimasukan potongan video suasana lomba burung berkicau yang memperlihatkan aktivitas para peserta," sambungnya.
"itu benar, yang ada di cuplikan video tersebut memang peserta lomba burung berkicau, tetapi bukan dalam keadaan mabuk kecubung atau sejenisnya, sehingga terlihat seperti yang diasumsikan netizen," jelas Ma'rum. Dijelaskan Ma'rum dalam lomba tersebut mempertandingkan sebanyak 35 Race, disela-sela race panitia mengadakan lomba kepada peserta menirukan suara dan gerak burung murai borneo yang sedang dipertandingkan.
Jadi masing-masing mereka memperlihatkan gaya-gayanya macam-macam, seperti burung yang sedang berkicau. "Tujuannya ada lomba menirukan gaya burung itu untuk mencairkan suasana dan menghilangkan ketegangan para peserta, karena lombanya dihelat sejak pagi hingga pukul sembilan malam, pastinya mereka itu bukan orang-orang yang seperti yang diasumsikan mabuk kecubung yang sedang viral itu yang berhalusinasi, hanya dikait-kaitkan saja," terangnya.
Ditegaskan Ma'rum pihaknya meminta agar masyarakat bijak dalam menggunakan sosial media. "Artinya masyarakat harus bijak dan jangan menyebarkan informasi yang tidak benar, jangan menyebar hoax. Ingat itu bisa dijerat pidana," tegasnya. (*)