Bertambah lagi, kini pasien mabuk kecubung yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum sudah mencapai 44 pasien, Kamis (11/7/2024). Plt Direktur RSJ Sambang Lihum, Yuddy Riswandhy mengatakan perkembangan pasien hingga pagi tadi ada tambahan lima pasien.
"Jadi, sebelumnya kita rawat ada 39 pasien, sampai dengan pagi ini bertambah totalnya 44 orang," ucapnya. "Alhamdulillah, per hari ini kembali terjadi tren penurunan kasus, dari yang sebelumnya per hari ada 11 pasien yang masuk namun per hari ini 5 pasien saja. Mudah-mudahan, ini turun terus sehingga bisa berakhir," tambahnya.
Baca Juga: Tren Mabuk Kecubung Merambah Kalteng, Pemuda di Dua Kabupaten Sudah Jadi Korban
Yuddy mengakui pihaknya juga melakukan koordinasi dengan pihak Kepolisian Daerah serta BNN guna mencegah penyalahgunaan narkoba dan kecubung.
"Kita berpesan, dengan kondisi ini, yang pertama yakni semua masyarakat perhatian, jadi tidak hanya fokus pada orang-orang yang mungkin sudah menjadi pengguna tetapi juga fokus kepada kaum muda yang tidak pernah tersangkut penggunaan kecubung ini," jelasnya.
Baca Juga: Dua Pasien Mabuk Kecubung yang Dirawat di RSJ Sambang Lihum Meninggal, Dokter Bilang Begini
Selanjutnya, kalau memang ada yang ditengarai sebagai pengedar dan lain-lain, mohon segera diinfokan ke aparat yang bersangkutan.
"Sehingga bisa kita lakukan terapi untuk pemulihan kalau memang kesehatan dan distribusi yang terstruktur dari pihak Kepolisian untuk membatasi atau menghilangkan," sebutnya.
Ditanya mengenai ketersediaan bed di RSJ Sambang Lihum, Yuddy menyebutkan sudah menyiapkan beberapa ruangan yang dialihkan. "Sehingga dalam kapasitas 50 pasien, kami masih siap dan kalau memang lebih dari 50 pasien, kami akan strukturisasi lagi pola perawata untuk mengatasi kasus ini," katanya.
Namun, ketika belum ada kasus pasien mabuk kecubung, disampaikan Yuddy ada 300 bed, dengan rincian 178 bed untuk kasus ODGJ, dan 120 bed untuk kasus penyalahgunaan narkoba.
Diketahui, dari 44 pasien mabuk kecubung yang di rawat di RSJ Sambang Lihum, 6 orang diantaranya dari Barito Kuala, 3 orang dari Banjarbaru, 7 orang dari Kabupaten Banjar, 1 orang dari Hulu Sungai Selatan, 22 orang dari Banjarmasin, serta 3 orang dari Kabupaten Kapuas. Serta 2 orang pasien yang sudah meninggal dunia. (*)