Tren mabuk buah kecubung diduga mulai merambah Kalimantan Tengah. Dua peristiwa yang memperlihatkan indikasi itu terjadi di Kabupaten Kapuas dan Seruyan. Sejumlah orang dilaporkan harus mendapat perawatan akibat mengonsumsi zat memabukkan. Di Kabupaten Kapuas, Direktur Utama RSUD dr Soemarno Sostroatmodjo Kuala Kapuas Agus Waloyo mengatakan, pihaknya menerima 11 pasien yang diduga terkait penyalahgunaan obat-obatan. Namun, obat yang dikonsumsi belum ada kejelasan.
Baca Juga: Beredar Video Viral Warga Mabuk Kecubung, Polres Batola Berikan Klarifikasi
”Dari sebelas pasien tersebut, sembilan di antaranya sudah diizinkan pulang dan rawat jalan. Sekarang ini tersisa dua orang yang baru masuk dan sedang dalam perawatan,” kata Agus di Kuala Kapuas, Rabu (10/7/2024). Informasi dihimpun, sebagian besar pasien sebelumnya mengonsumsi obat-obatan pada Senin (8/7) lalu. Dilihat dari gejala yang ada pada dua pasien, sudah menunjukkan ke arah perubahan kondisi yang membaik. ”Mudah-mudahan dalam waktu dekat keduanya akan membaik dan rawat jalan di rumah,” ucapnya.
Baca Juga: Dua Pasien Mabuk Kecubung yang Dirawat di RSJ Sambang Lihum Meninggal, Dokter Bilang Begini
Agus menuturkan, dari 11 pasien itu, mayoritas warga Kapuas. Mereka terdiri atas 10 laki-laki dan satu perempuan. Hasil pemeriksaan laboratorium, rata-rata mereka sudah dalam keadaan baik. ”Kalau hasil pemeriksaan itu, kami belum bisa memastikan apa yang diminum. Hanya saja, berdasarkan informasi dan analisa dari yang bersangkutan dan keluarga korban terdekat, penyalahgunaan obat-obatan. Ada yang Zenith atau apa pun sejenisnya,” ujar Agus. Terkait kasus tersebut, Penjabat Bupati Kapuas Erlin Hardi saat meninjau pasien di rumah sakit belum bisa memastikan penyebab warga mengalami hal demikian.
”Tetapi, paling tidak dari beberapa kejadian ini, harus jadi kewaspadaan kita. Kehidupan anak-anak kita, kehidupan kita untuk tidak melakukan penyalahgunaan obat-obatan,” katanya. Dia mengemukakan pentingnya masyarakat mewaspadai penyalahgunaan obat-obatan dan meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas anak dan pemuda di sekitarnya. ”Inilah yang kami juga tentunya meminta kepada kita semuanya, termasuk juga dari aparat pemerintah kabupaten untuk melakukan penjagaan dini. Ketika memang ada hal-hal yang mengarah ke sana, saya kira untuk dilakukan tindakan untuk mengantar ke tempat kesehatan terdekat,” tegasnya.
Informasi lain dihimpun Radar Sampit, fenomena mabuk kecubung itu menimpa beberapa warga. Bahkan, seorang di antaranya sempat terekam kamera warga tengah berdiri di tengah jalan tanpa menghiraukan kendaraan yang lalu lalang. Peristiwa itu terjadi Selasa (9/7/2024) lalu di Jalan Raya Basarng km 9 Kapuas. Dari keterangan dan berbagai sumber yang diperoleh Radar Sampit, perilaku aneh demikian juga terjadi pada beberapa orang. Bahkan, ada yang disebut-sebut meresahkan dengan memasuki rumah warga tanpa izin. Parahnya, hal demikian disebut-sebut tak hanya karena buah kecubung, namun obat-obatan seperti Pil Zenith yang dicampur buah kecubung. Ada pula yang disebut mengombinasikannya dengan minuman beralkohol.
”Kota Kapuas beberapa hari ini ada beberapa orang mabuk kecubung. Ada yang duduk dan rebahan di jalan raya, bahkan sampai masuk dalam rumah orang lain,” ujar Sugi (27) warga Kapuas. Peristiwa nyaris serupa juga terjadi di Kabupaten Seruyan, tepatnya di Desa Sembuluh II. Warga setempat geger karena puluhan orang di desa tersebut melakukan kegiatan aneh dan mengganggu ketertiban kampung.
Mereka diduga mengonsumsi obat-obatan terlarang. Namun, belum jelas obat yang dikonsumsi. Sebagian menduga warga tersebut mengonsumsi buah kecubung. Belum ada penjelasan resmi dari pihak terkait di Seruyan mengenai penyebab puluhan warga tersebut mabuk massal. Tren edan mabuk kecubung sebelumnya menghebohkan Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Polda Kalsel tengah mendalami dugaan penyalahgunaan buah kecubung untuk efek mabuk ataupun halusinasi. Dari video di media sosial, sejumlah warga di Banjarmasin teler dengan narasi mengonsumsi bahan-bahan tersebut. Ironisnya, tren mabuk kecubung tersebut menewaskan dua orang. Dua korban diketahui mengoplos kecubung dengan alkohol dan obat-obatan. Mereka sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihun akibat efek obat tersebut. Namun, nyawanya tak tertolong. Dua pasien laki-laki itu dilaporkan meninggal pada 5 dan 9 Juli lalu. Dikutip dari Radar Banjarmasin (grup Radar Sampit), pasien mabuk kecubung terus berdatangan ke RSJ Sambang Lihum. Sampai Selasa (9/7/2024) lalu, ada 28 pasien mabuk kecubung yang dirujuk.
Psikiater Konsultan Adiksi RSJ Sambang Lihum Firdaus Yamani mengatakan, untuk penyebab dua pasien yang meninggal karena sesak nafas. ”Dua orang yang meninggal ini terjadi komplikasi, yakni depresi pernapasan,” ungkapnya. Kondisi kesehatan dua pasien mabuk kecubung yang meninggal itu sebelumnya mulai membaik, namun secara tiba-tiba suhu tubuh naik dan saturasi oksigen menurun, sehingga sesak nafas dan meninggal dunia.(*)