• Senin, 22 Desember 2025

Kok Bisa Itu Nah, Gara-gara Celana, Ketua Pengadilan Negeri Rantau Didemo

Photo Author
- Kamis, 24 Oktober 2024 | 16:06 WIB
ASPIRASI:Aliansi Masyarakat Kabupaten Tapin Menuntut Keadilan gelar aksi di depan Kantor Pengadilan Negeri Rantau, Rabu (23/10/2024).(Foto:Rasidi Fadli/Radar Banjarmasin)
ASPIRASI:Aliansi Masyarakat Kabupaten Tapin Menuntut Keadilan gelar aksi di depan Kantor Pengadilan Negeri Rantau, Rabu (23/10/2024).(Foto:Rasidi Fadli/Radar Banjarmasin)

 

Ratusan massa yang menamakan diri Aliansi Masyarakat Kabupaten Tapin Menuntut Keadilan menggeruduk Kantor Pengadilan Negeri (PN) Kelas II Rantau di Jalan Bypass, Kabupaten Tapin, Rabu (23/10/2024).

Mereka menggelar demo, agar tokoh masyarakat yang bernama Yosi Rahman bisa dibebaskan.

Sebelumnya, massa menuju titik kumpul di depan Rumah Makan Kalijo Rantau. Kemudian, mereka berjalan kaki sekitar 50 meter sampai ke depan Kantor Pengadilan Negeri Rantau. Para pendemo membawa spanduk dan poster. 

Koordinator Aksi, Habib Muhammad Assegaf bersama para pendemo lain menyampaikan orasi sekaligus membacakan tuntutan.

Setelah puas menyampaikan orasi, sekitar setengah jam lebih perwakilan pendemo kemudian langsung berdiskusi dengan Ketua PN Rantau, Achmad Iyud Nugraha.

Lestiana Iriyani, istri Yosi Rahman menceritakan hal memicu aksi ini. Yakni, bermula saat sopir Ketua PN Rantau mengantar cucian ke laundry milik Lestiana di Jalan Datu Suban, Kelurahan Rangda Malingkung, Kecamatan Tapin Utara, 22 Agustus 2024 lalu.

"Saat itu, si supir mengantar cucian kiloan dan satuan. Untuk cucian satuan berupa jas," katanya, Rabu (23/10/2024) kepada wartawan.

Sehari kemudian, tepatnya di tanggal 23 Agustus 2024, cucian kiloan sudah selesai. Dua hari kemudian, tepatnya tanggal 25 Agustus 2024, cucian untuk jas juga selesai. "Cucian sudah dibawa pulang, ternyata kata si supir celana Ketua PN Rantau tidak ada," tuturnya.

Setelah dilihat CCTV saat disetrika, untuk jas yang diantar memang tidak ada celana. Tapi, di cucian kiloan, ada tiga celana, masing-masing warna hitam, coklat, dan jeans. "Kita sampaikan sebagaimana adanya. Namun, kata si supir, hanya ada satu lembar celana jeans," ucapnya.

Kemudian, Lestiana Iriyani langsung menghubungi seluruh karyawan untuk mencari lagi celana milik Ketua PN Rantau tersebut. Ternyata memang tidak ada, bahkan dibuktikan dengan tayangan CCTV. "Setelah tanggal awal diambil, setiap ngantar cucian, pasti ditanya terkait celana itu. Hingga tanggal 9 September pun masih dicari oleh sang supir," paparnya. 

Berniat untuk menyelesaikan permasalahan ini, Lestiana dan Yosi Rahman meminta Ketua PN Rantau ke dalam ruangan Laundry untuk berdiskusi mencari jalan keluarnya. "Sempat ada pembicaraan di sana. Hingga kami tanyakan berapa harganya celana tersebut, karena kami berniat untuk mengganti," jelasnya.

Ternyata, yang bersangkutan menjawab ingin celana tersebut ada. Tapi, kalau tidak ada, akan diproses secara hukum. "Mendengar itu, tersulutlah emosi suami saya. Hingga suami saya ke belakang rumah," tuturnya.

"Saat suami saya ke belakang rumah, Ketua PN Rantau bersama dengan supir langsung saya minta keluar meninggalkan tempat laundry. Saya takut kalau terjadi apa-apa dengan beliau, makanya langsung saya suruh keluar," ucapnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Radar Banjarmasin

Rekomendasi

Terkini

Kabupaten Banjar Sumbang Kasus HIV Tertinggi di Kalsel

Jumat, 12 Desember 2025 | 11:10 WIB
X