Wilayah terdampak banjir di Kabupaten Banjar semakin meluas. Data kebencanaan yang dirilis Pusdalops BPBD Kabupaten Banjar per Minggu (9/3) pukul 16.00 WITA, banjir sudah terjadi di 24 desa/kelurahan yang tersebar di 7 kecamatan.
Jumlah ini lebih banyak dibanding sehari sebelumnya yang terdata hanya enam kecamatan. Mulai dari Pengaron, Simpang Empat, Mataraman, Astambul, Martapura Timur, dan Martapura Barat. Jumlah kepala keluarga yang jadi korban banjir menunjukkan sebanyak 2.881 KK. Jumlah itu juga meningkat 98 KK dibandingkan laporan sebelumnya.
Baca Juga: Koperasi Perkebunan Sawit Ilegal di Kotim Jadi Target Penyitaan Satgas PKH
Sementara itu, jumlah warga terdampak mencapai 7.975 jiwa, naik 221 jiwa dari data sebelumnya. Banjir merendam setidaknya 2.510 rumah, meningkat 77 unit dibandingkan laporan sebelumnya. Bahkan sebanyak 57 warga dilaporkan mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Tingginya curah hujan di wilayah Kabupaten Banjar, khususnya daerah hulu dalam beberapa hari terakhir, membuat permukiman di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Martapura kebanjiran lagi. Kepala Desa Pingaran Ilir, Akhmad menuturkan banjir yang menerjang wilayahnya pada ketinggian 50 cm atau setengah meter. Akibat banjir ini ada 2.200 warga dari 526 rumah, serta 5 sekolah yang terendam banjir. Warga masih bisa beraktivitas.
“Beruntungnya banjir yang merendam ini belum sedalam sebelumnya (awal tahun, red),” ungkap Ahmad.
Di Desa Tanjung Rema, sudah ada beberapa kepala keluarga mengungsi ke tempat kerabatnya dikarenakan kenaikan air yang cukup signifikan. “Jumat sore, air masih belum ada kenaikan. Pas Sabtu pagi, air sudah masuk ke dalam rumah saya. Naiknya terhitung cepat, jadi kami sekeluarga buru-buru mengungsi,” ujar warga RT 9 Desa Tanjung Rema, Annisa.
Hal senada juga disampaikan Hendra, warga Desa Bincau, Kecamatan Martapura. Di sini banjir tidak hanya badan jalan, air luapan Sungai Martapura sudah sampai masuk ke seluruh rumah warga di perumahan Berkat Alam Sekumpul.
Bahkan ketinggian banjir yang mencapai pinggang orang dewasa juga membuat fasilitas umum lain di kompleknya juga tak luput dari rendaman banjir. “Air naik sangat cepat, Jumat sore baru halaman yang terendam. Pas sahur sekitar pukul 3 dini hari, ketinggian air dalam rumah saya sudah sampai lutut,” ujarnya.
Jika dibanding dengan yang terjadi pada awal tahun 2025 tadi, banjir kali ini sangat terasa perbedaannya. Saking cepatnya ketinggian banjir bertambah, kata Hendra, banyak tetangganya yang tidak sempat menyelamatkan harta benda, hingga akhirnya ikut terendam banjir.
Ia menduga ini tidak lepas dari rusaknya kondisi lingkungan di wilayah hulu. Salah satunya di Kecamatan Karang Intan dan Pengaron yang sekarang banyak ditambang. “Gara-gara itu air dari hulu langsung turun ke sungai, hingga akhirnya meluap,” tukasnya.
Plt Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Banjar, Agus Suyatno mengatakan bahwa banjir yang sangat mendadak di wilayah Martapura dan sekitarnya ini memang terjadi karena pengaruh hujan deras. Agus mengaku akan terus melakukan upaya penanganan kebencanaan bersama sejumlah pihak terkait lainnya. Berupa evakuasi warga, serta pendistribusian bantuan kepada masyarakat terdampak.
Namun, ada kabar baik. Agus mengonfirmasi bahwa per Senin (10/3), pihaknya mendapat laporan bahwa debit air di beberapa wilayah mulai mengalami penurunan rata-rata 10–15 cm.