Pemerintah pusat hingga daerah tengah melakukan efisiensi anggaran, termasuk Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin.
Meskipun demikian program untuk kepentingan masyarakat tetap dijalankan. Program bedah rumah atau Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni alias RS-Rutilahu salah satunya.
Baca Juga: Rekonstruksi Pembunuhan Juwita, Ada 33 Adegan, Korban Dipiting dan Dicekik Hingga Tewas
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Banjarmasin, Nuryadi mengatakan program tersebut pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) murni 2025 memang masih minim jumlahnya dibanding tahun 2024 lalu, yakni 64 rumah.
Meski demikian, diharapkan tetap dapat memberi manfaat bagi warga. "Program RS Rutilahu tetap dijalankan meski ada efisiensi anggaran, ada enam unit rumah yang rencananya akan mendapatkan perbaikan," ungkap Nuryadi kepada awak media belum lama tadi.
Ia menerangkan perbaikan rumah tidak layak huni dianggarkan sebesar Rp30 juta per unit. Dana itu akan digunakan untuk perbaikan lantai, dinding dan atap rumah agar lebih layak huni.
"Sebab masih banyak rumah warga yang perlu dibantu untuk menjadi layak huni dan sehat," kata mantan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarmasin ini. Mereka yang dapat menerima program bantuan tersebut tidak sembarang, harus memenuhi sejumlah persyaratan.
Yakni, rumah adalah hak milik dan tidak berada di tempat yang dilarang seperti di atas sungai. Ia menambahkan program yang sudah berjalan sejak tahun 2010 hingga sekarang tersebut sudah memperbaiki ribuan unit rumah tak layak huni di Banjarmasin.
"Jumlah keseluruhan yang telah diperbaiki hingga tahun 2024 sebanyak 2.319 rumah," cetus Nuryadi. (*)